Bertobat Dari Hati ?

Bertobat Dari Hati ?

Bacaan : Yoel 2:12-17

“Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu,
sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia
menyesal karena hukuman-Nya.” Yoel 2:13

 

Lagu “Bukan Sekedar Ucapan” rupanya cukup menarik dan suka dinyanyikan
banyak orang bukan? Lirik refrainnya sebagai berikut: “…Bukan sekedar ucapan yang
keluar dari bibir tapi lain di dalam hati. Di hadapan manusia boleh kau bersandiwara
tapi jangan terhadap Tuhan. Mengakulah kepada Tuhan. Kasihilah, kasihilah sepenuh
hatimu.” Tentu saja sang komponis tidak sekedar menulis, tetapi itu berdasarkan
pergumulan nyata yang ia amati dalam kehidupan Kristen. Kekristenan sejati bukan
penampilan lahiriah tetapi batiniah.

Umat Israel, sangat kental dengan ketaatan beragama, tetapi di mata Tuhan
semua itu hanya secara lahiriah saja. Motivasinya untuk dilihat orang, bukan untuk
dilihat oleh Tuhan. Mereka tampil dengan atribut lahiriah, dengan pakaian (garments)
yang indah-indah, tetapi tak mengalami keindahan sorgawi di dalam hatinya. Yoel
tegas menulis soal motivasi ini. Salah satu gerbang di Bait Allah yang ada di Yerusalem
adalah Gerbang Indah. Ironisnya, pengemis yang bertahun-tahun diletakkan di dekat
gerbang itu tidak pernah mengalami keindahan itu sendiri. Lalu mengapa disebut
Gerbang Indah? Sekedar nama saja? Faktanya demikian. Nanti ketika Petrus dan
Yohanes datang memberitahu nama Yesus yang indah itu, barulah ia merasakan hidup
yang benar-benar indah. Seperti kata sebuah lagu pujian, “Indahlah nama-Mu/
Perlindungan yang teguh. Indahlah nama-Mu. Perlindungan yang teguh.” Warren
Wiersbe menulis, “Petrus dan Yohanes tidak terlena oleh orang banyak sampai mereka
tak sempat memperhatikan pribadi demi pribadi.” Yang jadi pertanyaan lagi, kalau
begitu bagaimana dengan orang Yahudi yang keluar masuk beribadah? Apakah mereka
juga merasakan keindahan sorgawi di Bait Allah itu? Kalau tidak, apalah artinya ibadah
itu kalau tidak menyentuh wilayah hati? Bukankah sebenarnya orang ke bait Allah
membawa hati untuk menikmati keindahan sorgawi?

Seperti sekarang ini, coba kita perhatikan, banyak orang ke gereja dengan
tangan kosong. Dulu orang membawa Alkitab, sekarang bawa Handphone (HP). Lalu
muncullah komentar berupa pertanyaan reaktif, “Kenapa, memangnya salah kalau
cuma bawa HP? Ini zaman sudah canggih. Di dalamnya kan ada Alkitab juga.” Ya
baiklah, tidak ada yang salah, asalkan jangan lupa bawa hati, untuk menyimpan
firman-Nya (Mazm. 119:11). Pengalaman ibadah yang sejati justru seperti apa yang
dialami oleh si pengemis. Dia telah membuka hatinya dan akhirnya dia dapat memuji
muji Allah dengan penuh sukacita (Kis. 3:1-10). Seperti apa ibadah kita? Lahiriah atau
batiniah? Ingat apa kata Firman Tuhan, “Koyakkanlah hatimu, bukan pakaianmu.”

Inspirasi: Efektifitas rohani seseorang selalu berkembang dari hatinya. Ketika
Roh Kudus yang diam dan menguasai hati, di sana ada damai dan sukacita yang tak
dapat dibendung oleh siapapun. 

 

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts