Kasih yang Berkorban

Kasih yang Berkorban

Bacaan: Markus 11:12-14, 20-24

Yesus menjawab mereka, “Percayalah kepada Allah !” Sesungguhnya aku berkata kepadamu : Siapapun berkata kepada gunung ini: Terangkat dan terbuanglah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” – Markus 11:22-23 ( TB2 )

 

Dalam film The Pursuit of Happyness, kita menyaksikan perjuangan Chris Gardner, seorang ayah yang berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan dan menjamin masa depan putranya. Meski menghadapi banyak rintangan, termasuk kehilangan rumah dan pekerjaan, ia tidak pernah menyerah. Yang membuatnya bertahan adalah kasihnya yang begitu besar kepada anaknya. Chris bersedia berkorban demi memberikan kebahagiaan dan masa depan yang lebih baik bagi putranya, meskipun jalan yang ditempuh sangat berat dan penuh kesulitan.

Bacaan kita hari ini tentang Yesus mengajarkan pentingnya iman yang teguh. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kepercayaan yang kuat pada Tuhan dapat menggerakkan “gunung-gunung” dalam hidup kita. Namun, iman itu juga harus diwujudkan dalam tindakan kasih yang nyata. Ketika kasih menjadi kurban persembahan, kita tidak hanya mempercayakan hidup kita pada Tuhan, tetapi juga memberi diri untuk orang lain, seperti halnya Chris Gardner yang berkorban demi kebahagiaan anaknya.

Ketika Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah, Dia mengajarkan bahwa iman yang tidak menghasilkan buah kasih dan pengorbanan adalah iman yang tidak hidup. Iman sejati akan terlihat dari kasih dan pengorbanan yang kita tunjukkan kepada sesama. Kasih yang besar tidak hanya terlihat dari kata-kata, tetapi dari keberanian untuk berkorban.

Kasih sebagai kurban persembahan adalah ketika kita rela berkorban demi kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain, dengan iman yang teguh kepada Tuhan. Dalam perjalanan kita, mungkin ada “gunung-gunung” yang menghadang, tetapi dengan iman dan kasih yang tulus, kita dapat menghadapi segala tantangan. Seperti Chris Gardner yang terus berjuang demi kebahagiaan putranya, marilah kita hidup dalam kasih yang memberi dan berkorban.

 

Kasih dan iman yang tulus akan menggerakkan gunung dalam hidup kita, dan membimbing kita menuju kebahagiaan sejati.”

 

TIM WEB

share

Recommended Posts