CAHAYA WAJAH MUSA

CAHAYA WAJAH MUSA

2 Korintus 3: 1-18
“tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel
jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. Tetapi pikiran mereka telah
menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi
mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya
Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.” (2 Ko. 3: 13-14)

 

Musa dengan karakter yang lembut, dipakai Tuhan secara luar biasa di
masa PL. Tugasnya adalah memegang teguh dan menyampaikan hukum
Taurat itu siang malam kepada seluruh bangsa. Musa dengan
kerendahatiannya dipakai Tuhan bahkan sampai wajahnya bercahaya setiap
sehabis bertemu Tuhan di dalam kemah suci. Inilah salah satu hal yang
membuatnya sangat dihormati bangsa Israel sampai jaman Yesus (utamanya
para ahli Taurat).
Sementara, rasul Paulus dalam pelayanan di era PB harus
menyempurnakan hukum Taurat yang dipegang teguh ratusan tahun. Ini
bukan bergeser tetapi dilengkapi/ disempurnakan ketika Kristus sudah
datang. Maka cara Paulus menyampaikan juga khas sesuai karakter Paulus.
Mungkin terkesan sombong (ay 13), namun itu diperlukan agar dipahami
bahwa hukum Taurat tidak hilang tetapi harus disempurnakan ketika Kristus
datang dan disampaikan dengan tegas. Semua hukum Taurat tidak akan
berharga tanpa kehadiran Kristus dan selubung itu masih menutupi para ahli
Taurat hingga saat itu (ay 15-16). Dalam konteks PB Paulus menekankan
bahwa kemuliaan sementara pada wajah Musa itu bahkan saat ini bisa
dinikmati oleh anak-anak Tuhan meskipun dalam bentuk berbeda, karya Roh
Kudus semakin spesifik. Setelah menerima Kristus dan hidup dalam perjanjian
yang sempurna kita dijanjikan hidup dalam kemerdekaan (ay 17), terang (ay
18a), dan kemuliaan yang makin besar dan sempurna sesuai gambar-Nya (ay
18b). Hal ini mengacu pada karya Roh Kudus yang tak terbatas pada siapapun
yang telah menerima Kristus, tidak lagi seperti jaman PL. Roh Kudus secara
organis membangun dari dalam menghasilkan buah Roh, Ia juga mengajar kita
melalui ayat firman Tuhan. Roh Kudus pun siap memenuhi hati setiap anak
Tuhan dengan hadirat-Nya.
Kita harus mengaktualisasikan iman Kristen di tengah hiruk-pikuknya
situasi yang tidak mudah. Perlu hikmat dan kecerdasan dalam tuntunan Roh
Kudus untuk memahami konteks bernegara, sosial kebangsaan, dan dunia
kerja/ pergaulan. Jangan salah memilih teman, pasangan hidup, termasuk
pilihan politik. Namun percayalah penyertaan-Nya lebih dari cukup bagi
kemuliaan nama-Nya.
Inspirasi: Pengalaman hidup dalam perspektif Alkitab merupakan salah
satu sarana Tuhan untuk membentuk kita memenuhi panggilan-Nya. Tetaplah
setia untuk belajar dan bergantung pada-Nya.

(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)

 

share

Recommended Posts

SHINE
SHINE

September 14, 2024