Cerdas Perlu Hikmat
Bacaan : Kejadian 25: 27-34
Tetapi kata Yakub: “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” (Kejadian 25: 31)
Baru-baru ini di dunia maya sempat dihebohkan dengan tanaman terung berbuah pisang serta semangka. Namun penipuan yang amat teliti ini sudah dibongkar oleh beberapa penggiat tanaman. Menariknya adalah kok bisa- bisanya ya dia berpikir demikian sampai merancang secara detail kebohongannya demi sebuah sensasi. Kecerdasan content creator ini tidak berbuah kebaikan.
Yakub menipu Esau dengan kacang merah, dan nampaknya ada suntikan bertahun-tahun dari ibunya soal posisi utama Yakub yang dinubuatkan Allah saat kehamilannya yang berat. Secara logis itu mustahil sebabYakub bukan anak sulung, kedua Ishak sang pemilik berkat juga lebih menyayangi Esau terlebih kepiawaian berburu Esu cocok dengan kegemaran Ishak menyantap daging buruan. Agaknya bertahun-tahun hal ini terus mengganggu pikiran Yakub sehingga dia selalu terobsesi mencari celah untuk “merebut” hak kesulungan tersebut. Ketika momentum sederhana itu tiba (memasak kacang merah), “secepat kilat” kecerdasannya beraksi. Dipaksanya Esau menjual hak kesulungannya dengan sepiring bubur!! (ay 31). Untuk menguatkan, dimintanya Esau bersumpah tentang pemindahan hak kesulungan itu (ay 33). Namun sumpah itu belum cukup sebab Ishak lah yang akan memimpin prosesi pemberkatan hak kesulungan. Disitulah Yakub mustahil mempengaruhi Ishak, & akhirnya ibu Ribka mendesain penipuan terhadap Ishak sampai akhirnya secara sah Yakub mendapatkan hak kesulungan. Dampaknya banyak dukalara setelah kejadian itu, Yakub harus menjalani hukum tabur tuai dengan dipermainkan Laban mertuanya. Puluhan tahun, pemurnian Tuhan dan rekonsiliasi dengan Esau baru terjadi.
Setiap kita memiliki kecerdasan dan kesempatan, baik anak-anak kita, para mahasiswa, para profesional, para mitra dan semua yang ada dalam lingkup pengaruh kita. Kita harus belajar memberdayakan kecerdasan secara etis, berbudaya, dan memiliki nilai alkitabiah. Setiap hari kita berhadapan dengan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat yang makin kompleks, situasi tidak selalu baik. Marilah terus meminta Tuhan memimpin dan menolong kita, memurnikan hidup kita dalam membuat keputusan sekecil apapun.
Inspirasi: Potensi kecerdasan itu genetis, namun pengembangan dan penggunaannya harus etis, berhati-hatilah dengan semua potensi yang kita miliki.
(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024