Confession Behind The Cross

Confession Behind The Cross

Bacaan : Markus 15:33-41

“Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya
demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah.” (Mark. 15:39)

 

Orang dapat disuruh dan dipaksa mengakui sesuatu, walaupun ia tidak mau
melakukannya. Tetapi mereka tidak dapat disuruh mengakui Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat dunia, jika itu bukan karena iman yang dianugerahkan Allah
dalam hatinya.

Siapa yang menyuruh kepala pasukan mengakui bahwa Yesus adalah “Orang
benar?” Ia dapat melakukan tugas memimpin penyaliban yang keji dan kejam itu,
tetapi ia tidak dapat membendung suara hatinya, bahwa Yesus tidak bersalah.
Mengapa bisa demikian? Mungkin selain yang ia dengar dari berbagai pihak,
termasuk Pilatus, bahwa Yesus tidak bersalah, ia juga melihat dari sikap Yesus
yang tidak membantah, malahan menyatakan pengampunan bagi semua orang.
Ejekan dan olokan yang begitu menyakitkan hati, tidak dibalas-Nya. Padahal
kalau Ia mau, Ia dapat membatalkan salib itu dan menghukum semua orang yang
menyalibkan-Nya. Tetapi hati Tuhan tidak sama dengan hati manusia. Tidak ada
balas dendam, tidak ada kata-kata yang mengutuk, kecuali kata-kata
pengampunan. Meskipun tidak ada catatan bahwa kepala pasukan itu akhirnya
menjadi percaya, mungkin saja dia menjadi percaya siapa yang tahu. Namun
sedikitnya pengakuan itu telah menjadi pesan penting bagi manusia segala abad,
bahwa Allah berbicara kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Apakah sungguh kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita?
Pengakuan iman Kristen, yang termuat dalam Pengakuan Iman Rasuli sungguh
indah dan mulia itu, tentu saja bukan untuk diucapkan belaka, tetapi untuk
diungkapkan dalam tindakan iman yang nyata (Roma 10:10). Seperti di salah satu
kota di Eropa ada spanduk bertuliskan seruan agung, “Jesus Christ died for our
sins. Repent!” Tentu saja itu bukan sekedar dibaca tetapi untuk diresponi
dengan pengakuan iman yang aktual. Kita perlu berdoa agar Roh Kudus
menggerakkan setiap orang yang membacanya untuk memberi perhatian dan
percaya pada Kristus. Seperti kata seorang pria tua yang belum percaya “Saya
mengakui semua agama adalah baik. Jadi bagi saya terserah saya saya mau
percaya yang mana.” Ini adalah pengakuan yang bersifat pluralistik. Namun
setelah dijelaskan tentang Kristus, yang tidak sekedar tokoh agama, dia
menyadari bahwa dia perlu mengenal Yesus secara pribadi, agar ia beroleh
selamat. Bagaimana pengakuan kita selama ini?

Inspirasi: Kita tidak sekedar mengakui agama Kristen dengan segala
ajarannya, tetapi menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita.”

 

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts