El-Shaddai

El-Shaddai

Bacaan: Kejadian 17

Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: ”Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela (Kejadian 17:1)

Pertama kali Allah berjanji kepada Abram adalah ketika ia berumur 75 tahun (Kej 12). Namun baru 24 tahun kemudian, Allah memastikan bahwa perjanjianNya akan segera digenapi dengan menggelar tanggung jawab yang lebih detail dari kedua belah pihak. Allah berjanji akan menjadikan Abram bangsa yang besar, keturunannya akan diberkati, dan Tanah Kanaan akan diberikan menjadi miliknya dan keturunannya selama-lamanya. Namun Abram dan keturunannya harus hidup benar di hadapan Tuhan dengan memegang teguh perjanjian dan semua laki-laki harus disunat (Kej 17).

Ketika perjanjian diikat, Abram telah berumur 99 tahun dan Sarai 89 tahun, sudah sangat tua dan secara fisik sangat tidak mungkin untuk memiliki anak. Untuk itu mereka bertanya-tanya, bahkan mereka tertawa di dalam hati ketika mendengar janji Tuhan tersebut. Namun perhatikan di Kejadian 17:1 ketika Tuhan mengawali percakapanNya, Ia menyebutkan diriNya sendiri kepadaAbram,bahwaIaadalah(ֲַַאִניֵַ֣אלַַשַַּ֔דיdibacaAnniEl-Shaddai)yang berarti Aku adalah Allah yang Mahakuasa. Dengan demikian ketika Ia berjanji dan menyebutkan diriNya Mahakuasa Ia menyatakan bahwa apa yang mustahil dan tidak mungkin bagi Abram dan Sarai, adalah mungkin dan tidak mustahil bagi diriNya. Satu tahun kemudian Sarai melahirkan seorang anak laki-laki yang disebut Ishak (Kej 21). Satu titik mula yang membuka mata Abram dan Sarai bahwa Allah dalam kehendak dan rencanaNya telah menyatakan kuasaNya dengan melakukan mujizat seturut yang Ia janjikan. Allah yang berbicara kepada Abram adalah Allah yang sama yang kita kenal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Mujizat-mujizat yang Yesus lakukan 2000 tahun lalu membuktikan bahwa Ia adalah El-Shadday, Allah yang Mahakuasa, yang berkuasa melakukan dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Namun prinsip penting yang tidak boleh diabaikan adalah Kemahakuasaan Allah dalam hubungan dengan mujizat dilakukan berdasarkan kehendak dan rencana Allah yang bekerja sesuai tujuan -tujuan yang Ia telah tentukan.

Aplikasi: Tuhan Yesus membuktikan bahwa Ia benar-benar berkuasa sehingga apapun yang Ia janjikan pasti akan digenapi dari dulu sampai hari ini dan selama-lamanya, sehingga tidak ada alasan untuk tidak digenapi karena ketidakmampuan. Janji-janjiNya memperkuat iman siapa saja yang percaya untuk semakin mempercayai kemahakuasaan dan kesetiaanNya terhadap janji -janjiNya.

(LPMI/Zandy Keliduan)

share

Recommended Posts