Gara-gara Kurang Teguran

Gara-gara Kurang Teguran

Bacaan: 1 Raja-raja 1: 1-27

Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: “Mengapa engkau berbuat begitu?” Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom (1 Raja-raja 1: 6)

Seorang anak yang selalu dituruti oleh orang tuanya, ia harus menghadapi kenyataan pahit. Ternyata kehidupan diluar keluarganya begitu keras. Kebiasaanya selalu ingin menang sendiri di rumahnya, mendapat perlakuan pedas di dunia kerja. Dia banyak menangis ketika menghadapi konfrontasi, otoritas atasan yang harus ditaati, kerja tim yang menuntut kerendahan hati, dll.

Adonia adalah putra keempat raja Daud saat masih bertahta di Hebron, yang memiliki ketampanan seperti Absalom. Dalam perikop ini ada satu narasi pendek bagaimana Adonia memanfaatkan masa tua ayahnya yang sudah sakit parah untuk mencuri tahtanya. Adonia bahkan mendapat dukungan besar seperti Absalom, bahkan lebih luas, sebab selain Yoab sang panglima perang juga ada imam Abyatar yang merupakan duo imam bersama Zadok yang setia pada Daud sejak muda. Namun konspirasi ini akhirnya digagalkan Nabi Natan dan Batsyeba yang mengingatkan nazar Daud untuk menobatkan Salomo sebagai penggantinya.

Ada satu ayat yang khusus, yaitu ayat 6 yang menyatakan cara yang salah dari Daud dalam membesarkan Adonia yaitu tidak pernah ditegur.

Jika kita tafsirkan, bahwa seorang anak yang jarang atau tidak pernah ditegur, maka membuat seorang anak menjadi: merasa selalu benar, tidak peka dengan keadaan sekitar & perasaan orang lain, tidak bisa membedakan benar & salah, menjadi sombong, tidak santun, dan kurang bijak. Teguran juga menjadi latihan penting untuk hidup bermasyarakat dan bernegara secara wajar serta memahami hirarki organisasi/ otoritas. Teguran merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan yang dewasa dan kokoh.

Menegur adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan dalam kemurnian hati dan ketulusan sehingga menjadi sebuah motivasi untuk hidup lebih baik lagi. Marilah mengasihi anak-anak kita, keluarga, rekan sekerja, komunitas sosial dengan menegur seperlunya dalam pimpinan kasih-Nya.

Inspirasi: Teguran adalah bagian dari perhatian dan ekspresi kasih kita pada anak, rekan sekerja atau tim.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts