HIDUP DI SURGA MEMBOSANKAN Penulis : Yunus Siang Firman Tuhan

Firman Tuhan : Wahyu 21:1-4
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”. Wahyu 21:4
Anak saya ketika pulang latihan nyanyi sekolah Minggu berkata kepada ibunya, bu katanya kalau kita masuk surga, kerjaannya cuma nyanyi dan memuji Tuhan ya? Wah, kalau begitu, membosankan sekali ya, Bu? Masakan seumur hidup hanya nyanyi terus? Sang ibu tersenyum lalu menjawab, nak, surga itu bukan sekadar konser tanpa akhir. Surga adalah hidup bersama Tuhan yang penuh sukacita dan kasih, jauh lebih indah dari apa pun yang bisa kita bayangkan.
Pandangan bahwa surga membosankan muncul karena kita sering memba- yangkan dengan ukuran dunia. Di dunia, sesuatu yang diulang-ulang memang terasa jenuh. Tetapi Wahyu 21:3–4 menggambarkan surga sebagai tempat di mana Allah tinggal bersama umat-Nya, di mana tidak ada lagi air mata, dukacita, atau maut. Hidup di surga berarti mengalami kasih Allah tanpa batas, bukan sekadar bernyanyi tanpa henti. Pujian di surga bukan rutinitas kosong, tetapi luapan sukacita karena kita ada dalam hadirat Allah.
Selain itu, hidup di surga digambarkan sebagai kehidupan yang penuh makna, Wahyu 22:3–5 berkata bahwa hamba-hamba Allah akan melayani Dia, memerintah bersama-Nya, dan hidup dalam terang kemuliaan-Nya. Artinya, surga bukan pasif dan monoton, tetapi aktif kita akan bekerja, melayani, dan memerintah sesuai dengan rencana Allah, tanpa dosa, tanpa kelemahan, dan tanpa kebosanan. Setiap detik adalah pengalaman baru akan kasih dan kebesaran Tuhan. G. K. Beale, The Book of Revelation, menafsirkan bahwa langit dan bumi yang baru bukan sekadar renovasi dunia lama, tetapi pembaruan total ciptaan. Sama seperti kebangkitan tubuh, bumi yang lama diubah menjadi ciptaan yang sempurna tanpa dosa, kutuk, atau kerusakan.
Karena itu, surga tidak membosankan, justru sebaliknya surga adalah tempat penuh sukacita dan kehidupan sejati. Jika di dunia saja kita bisa bersukacita ketika beribadah bersama-sama, apalagi nanti di surga di mana kasih Allah sempurna dan kita disatukan dengan-Nya selamanya. Maka, mari kita hidup dengan pengharapan. Surga bukan monoton, tetapi kepenuhan sukacita dalam hadirat Allah. Itulah keba- hagiaan sejati yang sudah disediakan bagi kita yang percaya kepada Kristus.
Inspirasi: Jika kelak kita tinggal dalam hadirat Allah yang kudus, maka sekarang kita dipanggil hidup kudus. Menjauhi dosa, mengasihi sesama, mempersiapkan diri menyambut hidup kekal.
LPMI/Yunus Siang
Recommended Posts

TUHAN BUAT APA DI SURGA?
Oktober 20, 2025

SURGA TERNYATA BERTINGKAT
Oktober 19, 2025

Kompak
Oktober 18, 2025