Hidup Efisien dan Efektif
Bacaan : Mazmur 90
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. (Mazmur 90:4-6)
Musa menulis Mazmur 90, berdasarkan pengalamannya memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke tanah Kanaan. Meskipun pada akhirnya ia tidak bisa masuk ke tanah Kanaan karena pelanggarannya. Tapi dari pengalaman perjalanan hidupnya bersama bangsanya, ia belajar satu hal yang penting yaitu waktu. Musa menulis bahwa Allah itu kekal sedangkan manusia terbatas. Hal ini dijabarkan oleh Musa melalui tulisanya dalam Mazmur ini. Yang pertama, Allah itu kekal. Ia tak berawal dan juga tak berakhir, terlihat dari ayat 2, “dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” Dan juga ayat 4, “Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” Sedangkan manusia sangat terbatas. Masa hidup kita ada batasnya. Musa menggambarkan manusia, seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh dan di waktu petang lisut dan layu. (Ayat 4-6). Lebih khusus lagi Musa menulis bahwa masa hidup kita tujuh puluh tahun dan jika kuat depan puluh tahun dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan (ayat 10).
Dalam keterbatasan waktu ini, tentunya kita ingin untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkenan bagi Tuhan. Dan cara satu-satunya bagi kita untuk menjadi pribadi yang berkenan bagi Tuhan ialah mengikuti agenda Tuhan dalam hidup kita. Yesus adalah teladan dalam hal ini, ketika Ia berdoa kepada Bapa-Nya, “Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” (Yohanes 17:4). Robert E. Coleman menulis tentang tujuan Yesus dalam buku Rencana Agung Penginjilan: Tujuan Yesus hanya satu, yaitu menebus dunia ini bagi Allah. Tujuan inilah yang menjadi dasar dari setiap kata dan perbuatan-Nya. Tujuan inilah yang mengatur langkah-langkah-Nya. Perhatikan hal ini. Tidak pernah sedikit pun Yesus menyimpang dari tujuan-Nya. Ia hanya melakukan pekerjaan Allah. Ia hidup, mati dan bangkit kembali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Allah.
Setiap kita memiliki waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Dan setiap kita Tuhan sudah punya agenda khusus untuk kita kerjakan tiap-tiap hari. Yesus mengajarkan kita untuk mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya, sebagaimana Ia katakana dalam Yoh. 9:4, “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang, akan datang malam dimana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.” Biarlah melalui saat teduh kita di dalam kehidupan doa kita dan firman Tuhan yang kita baca, pelajari dan renungkan setiap hari, kita dapat mengetahui kehendak Tuhan untuk kita kerjakan.
Inspirasi: Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:23)
(LPMI/ Jerry Tamburian)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024