Ia Sadar

Ia Sadar

Bacaan: 2 Tawarikh 32 : 24 – 33

“Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.” (2 Tawarikh 32 : 26)

Pada saat duduk santai, seorang bapak tua dengan gagah sombong menegur anak-anak muda agar hidup tertib supaya sehat (sambil menunjukkan badannya yang tegap. Kuat, dan jarang sakit). Beberapa tahun kemudian Pak Tua itu jatuh sakit parah, lalu ia sadar akan keangkuhannya menghakimi orang muda yang sakit. Setelah menyadari dan merendahkan diri, ia mengalami kesembuhan, pemulihan, dan dipercayakan pekerjaan yang lebih baik, dan semakin sukses.

Mari belajar dari Hizkia yang akhirnya sadar & rendah hati :
Ayat 24-25: Hizkia jatuh sakit, hampir mati, Tuhan memberikan tanda ajaib. Tetapi Ia tidak berterima kasih malah angkuh. Maka ia, Yehuda, dan

Yerusalem ditimpa murka.
Ayat 26 : Ia sadar keangkuhannya dan merendahkan diri bersama-sama

dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.

Sebagai akibatnya, Maka :
Ayat 27 : Ia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar.
Ayat 29 : Ia mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba…

Allah mengaruniakan dia harta milik yang amat besar.
Ayat 30 : Ia berhasil dalam segala usahanya.
Ayat 33 : Ia mendapat perhentian bersama nenek moyangnya, seluruh

Yehuda dan penduduk Yerusalem memberi penghormatan kepadanya.

Kasih setia Allah tidak pernah habis, saat Hizkia menyadari kesombongannya dan merendahkan hati dihadapan Tuhan, maka ia disembuhkan, dipulihkan bahkan dimuliakan. Apapun yang kita hadapi saat ini mari meneladani Hizkia, melekat pada Allah dengan kerendahan hati agar kita berjalan dalam pimpinan-Nya. Allah Maha Baik, Ia sumber kesembuhan dan keberhasilan.

Inspirasi: Kerendahan hati menghancurkan kesombongan, membuka belas kasih Allah, kesuksesan. dan kelimpahan.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts