Indahnya Merasa Cukup

Indahnya Merasa Cukup

 Bacaan : Amsal 30:7-9

“Jauhkanlah daripadaku kecurangan dan kebohongan,. Jangan memberikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.” (Ay. 8)

Mungkin doa seperti ini hampir mustahil ditemui di dalam kehidupan dunia yang semakin selfish (mementingkan diri) ini. Orang Kristen sendiri masih banyak yang sulit menerima sikap seperti ini. Mungkin kalau soal kecurangan dan kebohongan, semua setuju bahwa itu memang harus dihindari. Kalau berdoa jangan beri aku kemiskinan boleh saja, tetapi kalau jangan beri kekayaan, pikir-pikir dulu bukan? Hati manusia yang tak pernah puas, selalu mencari dan mencari. Permohonan doa yang disampaikan pengamsal ini terlihat pula pada sikap Paulus, yang mau belajar merasa cukup dengan apa yang ada (Filipi 4:11-12).

Belajar merasa cukup, ini adalah soal karakter, bukan soal kaya atau miskinnya. Baik penulis amsal maupun Paulus, berdoa agar jangan sampai jatuh dalam pencobaan karena menjadi miskin atau kaya. Mereka tidak bermaksud mengatakan bahwa berdoa memohon kekayaan itu salah. Ada banyak orang kaya di dunia ini sangat mengasihi Tuhan dan mengabdikan hartanya bagi pelayanan. Walaupun tidak seberapa dibanding prosentase miliarder lainnya, karena memang mereka belum mengerti kebenaran. Mereka yang mengerti kebenaran firman Tuhan, melihat bahwa apa yang dia berikan bagi pekerjaan Tuhan adalah persembahan pelayanannya kepada Tuhan, dan bukan sekedar suatu sumbangan. Kita juga tentunya ingin hati kita lebih terpaut kepada hati Tuhan, bukan pada harta duniawi. Tuhan lebih tahu pergumulan dan keperluan kita. Dia berkuasa mencukupkan sesuai dengan kekayaan kasih karunia-Nya (Filipi 4:19). Belajar merasa cukup itu indah bagi kita yang mau melayani dengan motivasi yang benar.
Inspirasi: Motivasi dari dalam hati ibarat rambu lalu lintas yang patut diperhatikan, sebelum berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan. Karena Dialah yang menguji hati.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts