INTIMASI ORANG MERDEKA

Firman Tuhan: Keluaran 24:12-18
“Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggalah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya.” (Keluaran 24:18)
Intimasi dipahami sebagai, “Kualitas hubungan pribadi yang ditandai dengan kedekatan, kehangatan, dan rasa saling percaya. Dalam hubungan interpesonal, intimasi melibatkan perasaan, pengalaman dan pemikiran secara terbuka dan jujur, serta adanya rasa aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri.”
Coba kita pikirkan sejenak, seperti apa perasaan Musa ketika berada bersama Tuhan sekian lama, yakni 40 hari 40 malam? Di puncak gunung itu, dia banyak waktu berbicara dengan Tuhan. Dia banyak mendengar suara Tuhan. Secara natural, orang berkata, tidaklah mungkin manusia bisa bertahan selama itu. Tetapi secara supranatural, tidak ada yang mustahil, karena Allah berkuasa memberi Musa kekuatan (Luk. 1:37). Musa sebagai orang percaya, yang juga telah dimerdekakan secara rohani, memimpin orang-orang keluar dari perbudakan di Mesir, tentu mengerti dan mengalami kuasa penyertaan Allah itu. Tatkala ia berada di gunung itu, pasti banyak yang dia pikirkan dan renungkan. Musa seperti melakukan “retreat” pribadi. Hatinya dipenuhi kemuliaan sorgawi. Dia semakin terbuka mendengar apa yang Tuhan katakan dan perintahkan. Memang dia perlu waktu untuk memiliki pengetahuan, hikmat dan kekuatan dari Tuhan, dalam rangka memimpin bangsa Israel, bangsa yang besar itu. Ia akan menerima Sepuluh Perintah Allah (Decalog) yang akan diteruskannya kepada bangsa itu. Ini suatu kepercayaan besar, namun sekali lagi, Musa perlu memiliki persekutuan pribadi yang solid dengan Allah yang memanggilnya. Umat Israel pun melihat kemuliaan Allah di puncak gunung itu, bagaikan api yang menghanguskan (consuming fire). Seperti ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, mungkin gunung Tabor, dikatakan bahwa Ia berubah rupa di depan mata para murid yang menyertai-Nya (Petrus, Yakobus, Yohanes). Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Di sana nampak Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Sampai ketiga murid itu pun merasakan suatu keadaan (intmacy) yang sangat membahagiakan (Mat.17:1-4).
Bagaimana dengan kita? Seperti apa kedekatan kita dengan Bapa kita di sorga? Banyak orang ingin melihat dan merasakan kemuliaan itu, melalui kehadiran kita di tengah mereka. Mungkinkah itu?
Inspirasi: Orang merdeka selalu rindu dekat Tuhan, berbicara dengan Dia dan mendengarkan suara-Nya. Semakin langka berbicara dengan Dia, semakin langka pula mendengarkan suara-Nya.
LPMI/(BB)
Recommended Posts

AMANAT AGUNG DIGENAPI
September 13, 2025

KECEWA KEMUDIAN PUTUS ASA
September 12, 2025

BERKAT DAN HARAPAN
September 11, 2025