ISHAK TIPOLOGI YESUS KRISTUS

ISHAK TIPOLOGI YESUS KRISTUS

Bacaan : Kejadian 17:19

Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

 

 

Meskipun Kejadian 17:19, tidak ada nubuat langsung tentang Mesias, tetapi menurut pandangan teologi Kristen, kelahiran Ishak merupakan bayangan atau tipologi dari Mesias, Yesus Kristus. Kisah Ishak sebagai tipologi yang melambangkan Yesus mengikuti pola ilahi yang merujuk pada Mesias, yaitu:

Ishak adalah Anak Perjanjian Ishak adalah “anak perjanjian” yang lahir sebagai penggenapan janji ilahi, bukan berdasarkan kekuatan manusia. Anak perjanjian tersebut  merupakan bayangan  dari Yesus Kristus  yang adalah penggenapan utama dari janji Allah untuk menebus manusia melalui keturunan Abraham (Galatia 3:16).

Ishak adalah Anak Mukjizat Ishak dilahirkan dari pasangan yang sudah sangat tua, yang secara biologis tidak mungkin    memiliki      anak. Kelahirannya merupakan mukjizat yang menegaskan bahwa Allah   dapat menggenapi janji-Nya di luar batas kemampuan manusia. Demikian juga Yesus Kristus yang lahir dari perawan, yang juga mustahil secara biologis. Kelahirannya juga  menunjukkan intervensi  ilahi yang melampaui kemampuan dan logika manusia.

Ishak Anak yang Dikorbankan Allah    memberi perintah  kepada Abraham untuk mengorbankan Ishak dan Ishak sebagai anak tunduk pada ayahnya dan rela menjadi korban. Walaupun Ishak batal dikorbankan karena Allah menyediakan anak domba sebagai gantinya. Demikian juga Yesus Kristus secara sukarela tunduk pada kehendak Bapa untuk dikorbankan demi keselamatan umat manusia. Kisah pengorbanan Ishak adalah bayangan dari pengorbanan Yesus di kayu salib.

Nubuatan yang bersifat tipologi ini digenapi di Lukas 3:23-38. Usia Ishak saat akan dikorbankan tidak disebutkan secara pasti dalam Alkitab, tetapi diperkirakan ia sudah dewasa. Ada yang menduga usianya sekitar 33 tahun, mirip dengan Yesus, berdasarkan tipologi Kristen.

Melalui renungan ini kita diajar agar terus berpegang teguh pada janji- janji Allah, bahkan saat keadaannya tidak memungkinkan terjadi serta menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak Tuhan. Hal ini juga mengajarkan bahwa keselamatan kita merupakan anugerah (kasih karunia) dari Allah yang tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia. Jadi, percayalah bahwa janji-janji Allah pada akhirnya akan tergenapi dengan sempurna, walaupun sepertinya tidak mungkin terwujud. (KB/Des/25

share

Recommended Posts