Jadilah Dewasa! Dewasa Bagaimana?
Bacaan : Efesus 4:1-16
“sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Efesus 4:13)
“Orang itu sudah lanjut usia, tapi cara berpikirnya seperti kanak-kanak. Sebaliknya ada lagi yang masih kanak-kanak, tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa.” Fakta ini memang nyata dalam dunia ini, tetapi tentu saja itu berbicara dalam ranah biologis dan psikologis. Tetapi bagaimana dengan kedewasaan rohani? Inilah yang dibicarakan oleh rasul Paulus dalam suratnya ini.
Orang Kristen sejati atau yang disebut Paulus sebagai orang kudus (1:1), seyogianya pastilah harus mengalami pertumbuhan kearah kedewasaan secara rohani. Sebagai anggota keluarga Allah atau Tubuh Kristus, setelah kelahirannya secara rohani (Yoh. 3:3, 5), ia memiliki kehidupan organis secara rohani, yang berasal dari Kristus sendiri sebagai Kepala. Ibarat tumbuhan, setiap orang percaya berakar serta berdasar dalam kasih Kristus (cf. 3:17). Itu ditandai dengan bertumbuhnya pengenalannya akan kasih Kristus sendiri (3:18). Bagaimana dapat disebut bertumbuh kearah kedewasaan rohani, tetapi tidak mengenal Kristus secara progresif? Maka tak heran kadang-kadang ada keluhan di dalam pelayanan seperti misalnya,”Wah, susah sekali bekerjasama dengan dengan orang yang tidak dewasa rohani. Dia bukannya memperkuat, malah mengganggu dan melemahkan tim pelayanan.” Ini kenyataan yang tak dipungkiri ada dalam gereja atau lembaga pelayanan (cf. 1 Kor. 3:1-3). Istilah “move with the movers” satu istilah gerakan yang sangat menarik. Namun tentu saja movers yang dimaksud adalah orang yang dewasa rohani, bukan sekedar ia pandai atau terampil. Jadi dapatlah dikatakan, bahwa kita tidak bergerak dengan orang pandai atau cakap saja, tetapi terlebih penting adalah bergerak dengan orang yang dewasa rohani. Muncul pertanyaan, apakah memang sudah ada orang yang dewasa rohani atau sudah sempurna?
Paulus sendiri tidak mengatakan bahwa ia sudah sempurna, tetapi ia terus mengejarnya (kesempurnaan itu). Bahkan ia mengatakan bahwa dalam proses itu Kristus sendiri sudah menangkapnya, artinya bahwa proses menuju kedewasaan rohani itu, dikerjakan oleh Kristus sendiri di dalam hidupnya (Fil. 3:10-12; Roma 8:29-30). Ada seorang hamba Tuhan yang dipakai luar biasa, tapi masih berkata: “Saya bukan orang sempurna. Saya masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saya masih terus belajar. Tolong doakan saya.” Ini suatu pengakuan yang luar biasa tulus. Bagaimana dengan kita?
Inspirasi: Menuju kedewasaan rohani adalah suatu proses yang terus terjadi tatkala seorang percaya makin mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus secara pribadi.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024