Jadilah Pribadi yang Dirindukan
Bacaan: Amsal 22:10-11
22:10 Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah b perbantahan dan cemooh. 22:11 Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.
Amsal Salomo merupakan kitab yang ditulis dengan satra hikmat dan sastra yang khusus ini mengandung berbagai makna dan manfaat sebagai didikan bagi setiap orang percaya dalam menata hidup, agar selalu berkenan bagi Allah.
Dari ayat yang ke-10 kita melihat sosok pencemooh yang merupakan pribadi yang tidak dirindukan dan sangat tidak diharapkan kehadirannya, karena selalu menciptakan pertengkaran, keributan, atau yang lasim disebut sebagai penyebab persoalan.
Sebagai orang percaya, tentunya kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan yakni kebenaran, dan arti kehadiran kita sebagai pemecah persoalan, pembawa damai, dan sukacita.
Siapa kita bagi orang lain, itu ditentukan oleh sikap/perilaku/tindakan kita. Untuk itu menjadi penting bagi kita untuk menjaga sikap/perilaku/tindakan kita, agar kebenaran dan kebaikanlah yang akan nampak dan terwujud melalui hidup kita. Jika kehadiran kita benar adanya sebagai pembawa damai, sukacita, dan kebaikan-kebaikan lainnya, tentunya kita akan menjadi pribadi yang selalu dinantikan atau dirindukan. Berbeda dengan si pemarah dan sipencemooh yang berlaku baik di depan tetapi berlaku busuk di belakang. “Gak ada loe gak rame” dalam konteks yang positif merupakan suatu ungkapan yang lasim terdengar oleh karena orang lain merasakan dampak positif (terberkati) dari kita, dan tentunya mereka sangat merindukan kehadiran kita.
Untuk menjadi seorang pribadi yang dirindukan, seseorang harus berlaku baik, selalu mendahulukan pikiran yang positif (positive thingking), mengedepankan asas klarifikasi, tidak mementingkan diri sendiri, dan tidak emosional. Dengan demikian, setiap orang harus berefleksi atau mengevaluasi diri, untuk memastikan bahwa ia bukanlah seorang pencemooh, bukanlah pribadi yang suka bertengkar, suka berbantah-bantahan, melainkan ia adalah seorang yang tulus hatinya, memiliki motivasi yang baik dan benar untuk hormat serta kemuliaan nama Tuhan.
Inspirasi: Kiranya Tuhan menolong kita agar selalu menjadi pribadi yang dirindukan, diharapkan, dan hadir sebagai pemecah persoalan. Dengan demikian nama Tuhan dimuliakan. Haleluya, Amin.
(LPMI/Yapada Haekase)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024