Jangan Anggap Sepi

Jangan Anggap Sepi

Bacaan : Roma 2: 1-4

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau pada pertobatan? (Roma 2: 4)

Sambal cabe rawit pedasnya menambah semangat dan kaya vitamin. Pedasnya cabe hanya di mulut, tetapi pedasnya kata-kata penghakiman sangat melukai hati. Itulah sebabnya di dalam perundang-undangan negara perihal ujaran kebencian dan penggunaan media komunikasi digital diatur sedemikian rupa untuk ketertiban umum dan keamanan negara.

Perihal hakim-menghakimi pada perikop diatas sudah menjadi menu sehari-hari di dalam keluarga, di kantor, dan di masyarakat. Penghakiman itu bisa berupa ujaran langsung, maupun melalui media digital dengan beragam variasi bentuknya (mengecam, mencari kesalahan, mengumpat). Mengapa harus berhenti menghakimi sesama?

“Menganggap sepi” kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, kelapangan hati-Nya… (ay 4). Hal tersebut berarti menyepelekan, meremahkan, menghina, serta menolak tuntutnan Allah pada pertobatan sejati. Orang yang menghakimi sesamanya menganggap dirinya lebih baik, sombong, merendahkan kemurahan hati Allah.

Semua manusia berdosa/ tidak bebas dari salah (ay 1 ). Siapapun yang menghakimi akan dikejar rasa bersalah. Menghakimi orang lain berarti menghakimi diri sendiri dengan pikiran yang dangkal/pendek.

Allah adalah Penguasa Tertinggi yang adil dan penghakimannya jujur atas siapapun yang menghakimi sesamanya.(ay 2-3). Orang yang menghakimi tidak lepas dari hukuman Allah.

.Mari menghormati dan takut pada Allah, belajar bertindak arif, berhati -hati penuh hikmat, tidak mudah menghakimi sesama, dan merasa diri lebih baik. Jika terjadi sesuatu, kita harus menguji hati dan memandang persoalan dengan analisa yang detail sesuai fakta, menanggapi dengan bijak demi kebaikan dan kesejahteraan bersama. Sebaiknya menyampaikan saran, nasihat, teguran kasih secara pribadi di tempat khusus, tidak mempermalukan sesama di depan umum. Fokus pada kasih dan kedaulatan Allah yang sanggup menolong kita makin berhati-hati dalam menilai orang lain dan diri sendiri. Stop menghakimi sesama, lebih baik mendoakan dan jika memungkinkan sampaikan saran dengan tulus hati, santun, sopan dalam kasih dan pimpinan Roh Kudus.

Inspirasi: Menilai segala sesuatu dalam kontrol Roh Kudus akan menjadi berkat.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts