Kaleidoskop Kuasa Allah

Kaleidoskop Kuasa Allah

Bacaan: 2 TAWARIKH 20: 1-12

“Bukankah engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama- lamanya (2 Tawarikh 20: 7)”

Raffles menguasai Indonesia hanya 5 tahun. Dia terkenal sebagai tokoh penggagas Singapura, namanya diabadikan menjadi nama bunga bangkai. Namun jarang terekspose kekejamannya dan visi besarnya menghancurkan sejarah dan melenyapkan nasionalisme bangsa kita. Dia menulis The History Of Java dengan banjir darah diYogyakarta. Saat menduduki kraton, dia menjarah pustaka. Konon selama seminggu Raffles merampok hampir semua pustaka kuno kerajaan. Dalam sehari dia menjarah 8 pedati kitab-kitab berharga yang saat ini tersebar di berbagai negara. Ia memahami bahwa (catatan) sejarahadalah modal nasionalisme setiap bangsa, dan cara menghancurkan sebuah bangsa adalah menghapus sejarahnya.

Nats di atas menceritakan kasus penyerbuan Moab dan Amon. Mari kita belajar dari Raja Yosafat yang memahami sejarah sebagai modal iman baginya dan rakyatnya. Secara jujur dia takut dan gentar (ay 3a) maka diserukanlah doa puasa nasional (ay 3b-4). Raja berdoa dengan perspektif sejarah yang kuat untuk mengingat kuasa Allah yang hebat (ayat 6-11). Dia memohon berdasarkan 2 hal penting (ayat 12) : (i) kesadaran akan kelemahan Yosafat dan bangsanya, (ii) keyakinannya bahwa Tuhan mampu menolong dan matanya tertuju pada janji TUHAN semata. Akhirnya Yosafat menjadi salah satu pencetak sejarah yang fenomenal di era PL dan tidak pernah terulang kembali.

Siapapun kita, apalagi sebagai pemimpin harus melek sejarah. Bisa memahami dan mengerti sejarah dengan benar, sehingga mampu membaca konteks profesi maupun pelayanan masa kini secara tepat, serta mengimani masa depan dengan lebih presisi. Menguasai sejarah dalam konteks rentetan kuasa dan kedaulatan Allah atas masa demi masa. Memahami sejarah juga berarti mengikuti proses kuasa Allah. Pemimpin yang mampu membuat sejarah adalah pemimpin yang memahami sejarah dan meyakini kebenaran di dalamnya. Sepanjang jaman kuasa Allah terus dinyatakan. Kita perlu mengingat sejarah untuk melatih iman percaya kita pada- Nya.

Inspirasi: Hold history to make history.

(LPMI/Wahyu Djatikusumo)

share

Recommended Posts