Kasih dan Setia

Kasih dan Setia

Bacaan: Amsal 3:1-12

Berkat dari hikmat

3:1 Hai anakku, x  janganlah engkau melupakan ajaranku, y  dan biarlah hatimu memelihara perintahku, 3:2 karena panjang umur z  dan lanjut usia serta sejahtera a  akan ditambahkannya kepadamu 1 3:3 Janganlah kiranya kasih dan setia b  meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, c  3:4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. d  3:5 Percayalah kepada TUHAN 2  e  dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri 3 3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu 4 , maka Ia akan meluruskan f  jalanmu. g  3:7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri h  bijak, takutlah akan TUHAN i  dan jauhilah kejahatan; j  3:8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu k  dan menyegarkan tulang-tulangmu. l  3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu 5  dan dengan hasil pertama m  dari segala penghasilanmu, 3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh n  sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. o  3:11 Hai anakku, p  janganlah engkau menolak didikan q  TUHAN 6 , dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. 3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, r  seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. s 

Ini adalah sebuah kisah nyata. Salah seorang dosen di Fuller Theological Seminary, USA memiliki seorang istri yang menderita multiple sclerosis. Ini adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak, saraf tulang belakang, dan saraf mata. Penderitanya mati secara perlahan-lahan, bisa sampai puluhan tahun. Dosen itu sudah mengetahui keadaan calon istrinya sejak mereka masih pacaran. Namun, toh demikian, ia tetap mencintai istrinya sampai dipanggil Tuhan, setelah lebih dari 40 tahun mereka menikah.

Amsal mengingatkan supaya kita memiliki kasih dan setia dalam hubungan kita dengan Tuhan maupun sesama kita. Kasih adalah cinta yang kita berikan kepada seseorang karena orang tersebut memiliki sesuatu yang kita inginkan. Kita mengasihi Tuhan karena Ia memberkati dan melindungi kita. Kita mengasihi sesama kita karena kita tidak mungkin bisa hidup sendiri di dunia ini.

Tetapi kasih saja tidak cukup. Kita juga membutuhkan setia, yaitu komitmen. Dalam bahasa aslinya emeth adalah istilah dari mana kita mendapatkan kata amin, yang sesungguh- sungguhnya. Kasih harus diimbangi dengan kesetiaan, komitmen. Setia adalah cinta yang sungguh-sungguh, yang kita berikan kepada seseorang, meskipun orang tersebut tidak memiliki apa yang kita inginkan. Kita setia pada Tuhan, meskipun sering kali kita tidak bisa memahami jalan Tuhan. Kita juga setia pada pasangan kita, meskipun terkadang kita terluka.

(Pdt.Adhitya CN)

share

Recommended Posts