Kasih Karunia Allah di Setiap Momen

Kasih Karunia Allah di Setiap Momen

Bacaan :Efesus 3:1-12

Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan melalui iman kita kepada-Nya. (Efesus 3:12 TB2 )

 

Siang itu, setelah menyelesaikan proses penggantian kartu ATM yang hilang, aku duduk di taman belakang kantor BCA BSD. Hanya lima menit waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikan urusan tersebut, tanpa antre. Rasanya lega, tapi bukan hanya karena urusan kartu selesai, melainkan karena aku menemukan momen istirahat yang jarang kunikmati.

Sambil menyeruput kopi yang kubeli di kantin, aku duduk di bawah pohon rindang. Tempat itu begitu tenang, jauh dari hiruk-pikuk kesibukan sehari-hari. Awalnya, aku hanya berniat ngopi, tapi perlahan pikiranku melayang ke arah lain. Hari itu, aku diingatkan tentang kasih karunia Allah. Dalam Efesus 3, Paulus berbicara tentang rahasia besar yang Allah nyatakan kepada dunia: kasih karunia-Nya yang melampaui batas bangsa dan suku. Paulus, yang dulunya seorang penganiaya gereja, kini diubah oleh kasih karunia itu menjadi seorang rasul bagi bangsa-bangsa lain. Apa yang ia kerjakan, apa yang ia capai, semua itu bukan karena kekuatannya, melainkan karena anugerah Allah yang melimpah dalam hidupnya.

Merenungkan itu, aku sadar betapa seringnya aku terlalu fokus pada diriku sendiri—pada target, pencapaian, dan kesibukan hidup yang seolah tak pernah berhenti. Namun, taman sederhana itu menjadi pengingat. Kasih karunia Allah tidak hanya hadir dalam hal-hal besar, tetapi juga dalam momen kecil: lima menit yang mempermudah urusanku, kopi hangat di tanganku, dan kedamaian dari pepohonan yang menaungi.

Kasih karunia Allah adalah kekuatan yang memampukan kita. Ia yang memimpin tangan kita saat bekerja, Ia yang memberi kita kelegaan di tengah beban, dan Ia yang menyediakan ruang bagi kita untuk berhenti dan mengingat kasih-Nya. Di taman kecil itu, aku belajar bahwa tugas kita bukan sekadar mengejar hasil, tetapi menjadi saksi kasih karunia Allah di mana pun kita berada—di tempat kerja, rumah, atau bahkan taman sederhana seperti ini.

Semoga hari ini kita semua belajar untuk berhenti sejenak, merasakan anugerah Allah dalam setiap langkah kecil hidup kita, dan menjalani hari dengan keyakinan bahwa kasih karunia-Nya cukup untuk menuntun kita.

 

TIM WEB

share

Recommended Posts