Kasih Menaklukkan Kejahatan
Bacaan: AMSAL 24:27-34
“Janganlah berkata: “Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya.”” (Ams 24:29 TB)
Sudah menjadi suatu hukum dalam masayarakat bahwa orang yang berbuat jahat harus dibalas dengan kejahatan. Seperti adanya peristiwa pengeroyokan yang terjadi di sebuah kampung. Seorang pengendara sepeda motor menabrak mati penduduk setempat, spontan saja masyarakat di situ main hakim sendiri, sehingga orang itupun mati di tempat. Tentu saja orang merasa itu adil bukan?
Bahkan ada suatu prinsip, “pembalasan lebih keiam dari perbuatan.” Apa yang disebut dengan hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang, dapat menjadi kecenderungan bahkan suatu filosofi. Jika tidak ada kasih, maka manusia akan saling menghabisi sesamanya. Yesus berkata: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:39). Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak selalu hanya dalam bentuk membunuh orang lain secara fisik. Irihati dan persaingan negatif. kebencian dan fitnah pun termasuk di dalamnya. Di dalam dunia politik, seseorang dapat tergoda untuk menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan politiknya. Kritik yang diberikan tidak konstruktif melainkan destruktif. Dalam bisnis, seseorang dapat merekayasa isu negatif, mencemarkan produk usaha saingannya. Dalam keluarga, suami berselingkuh karena istrinya berselingkuh, atau sebaliknya. Di kampus baqaimana? Ada seorang dosen tega membuat mahasiswanya gagal dan drop out, hanya karena ada kesalahan kecil sang mahasiswa
Pertanyaan sekarang, bagaimana dengan politisi Kristen, pengusaha Kristen, dosen Kristen? Suami atau istri Kristen? Apakah punya sikap yang sama? Jikalau tidak ada perbedaan, bahkan lebih buruk, untuk apa berpredikat Kristen? Tanpa disadari, sebenarnya banyak orang sedang mengharapkan kehadiran orang Kristen, untuk membawa berkat. Jikalau Tuhan Yesus sendiri karena kasih-Nya rela mati disalibkan, tentu saja orang Kristen memiliki sikap yang sama. Karena kasih menutupi segala sesuatu…(1 Korintus 13:7a). Orang Kristen harus~Benci dosa tetapi mengasihi orang berdosa. Tetapi ada yang berkata, “Susah Pak. Membenci perbuatan dosa dan pribadi orang itu sendiri sulit dipisahkan.” Kekristenan justru diuji di sini. Bagaimana mungkin mengasihi orang yang sudah kelewatan? Sampai ada orang Kristen yang berkata: “Orang seperti itu harus diberi pelajaran.”
Bagaimana dengan kita? Saudara sedans punya musuh? Bagaimana kalau kita atau orang itu tiba-tiba dipanggil Tuhan sementara tidak ada penyelesaian?
Inspirasi: Saya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan bukan karena saya mampu, tetapi karena Kristus yang berkuasa mengampuni orang lain, ada di dalam hati saya.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024