KASIH YANG KEKAL

Firman Tuhan : Yermia 31:1-6
“Aku telah mengasihi engkau dengan kasih yang kekal; sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31:3)
Seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Ayah, sampai kapan Ayah mencintaiku?” Sang ayah tersenyum dan menjawab, “Sampai kamu tak lagi bisa menghitung bintang di langit.” Anak itu menatap langit malam, dan ketika ia sadar bintang tak terhitung banyaknya, ia berlari memeluk ayahnya dengan senyum lega. Kasih sang ayah tak terbatas baginya. Begitu pula kasih Allah bagi kita kekal, tak terukur, dan tak pernah habis meskipun kita sering jatuh dan gagal.
Firman Tuhan dalam Yeremia 31:3 adalah pesan kasih yang luar biasa di tengah situasi bangsa Israel yang memberontak dan hidup jauh dari Allah. Mereka layak dihukum, namun Allah menyatakan kasih yang kekal kasih yang tidak berubah oleh waktu atau keadaan. Kata “kekal” di sini berasal dari kata Ibrani olam, yang berarti abadi, tak berkesudahan. Ini menggambarkan bahwa kasih Allah bukanlah reaksi sementara terhadap kebaikan manusia, tetapi keputusan ilahi yang tetap setia meski manusia sering berpaling. Kasih ini nyata melalui karya keselamatan Yesus Kristus di kayu salib.
Di dunia yang penuh kepalsuan dan ketidakpastian, kasih sering diukur oleh kepentingan dan perasaan. Namun kasih Allah tetap sama ketika kita gagal, Ia tidak menolak; ketika kita jatuh, Ia menolong; ketika kita jauh, Ia menanti. Banyak orang masa kini merasa tidak layak dikasihi karena dosa, penolakan, atau luka masa lalu. Tetapi kasih Allah melampaui semua itu. Ia tidak hanya mengasihi kita saat kita benar, tetapi juga ketika kita hancur dan kehilangan arah. Kasih yang kekal itu memulihkan, meneguhkan, dan memberi arti baru bagi setiap perjalanan hidup.
Ketika Desember tiba, dan kita menatap kembali perjalanan satu tahun penuh perjuangan, ingatlah: kasih Tuhan tidak pernah berkurang sedikit pun. Di tengah kesibukan dan kelelahan, luangkan waktu untuk merenungkan kasih yang kekal itu. Biarkan kasih itu menghangatkan hati yang dingin, mengampuni yang terluka, dan menumbuhkan syukur yang tulus. Seperti anak kecil yang menemukan ketenangan di pelukan ayahnya, demikian juga kita menemukan damai di pelukan kasih Bapa.
Inspirasi: Kasih-Nya kekal dari dulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya.
LPMI/ Yunus Siang
Recommended Posts

BEHIND THE SCENE?
Desember 13, 2025

JIWA SEHAT
Desember 12, 2025

PERCAYA SAJA
Desember 11, 2025

