REFORMASI & PEMIKIRANKU

REFORMASI & PEMIKIRANKU

Firman Tuhan   : Filipi 4:2-9

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Fil. 4:8).

 

Teolog Soren Kirkegaard pernah berkata, “Our life always expresses the result of our dominant thougths.” Hidup kita selalu mengekspresikan hasil dari pemikiran kita yang dominan.” Benarkah ini? Sebagai seorang teolog, tentu saja Soren mengamati dan mempelajarinya. Memang pikiran atau pemikiran tak bisa dipisahkan dari perilaku kehidupan manusia. Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran akan diri sendiri, manusia tahu apa yang dipikirkannya dan tahu apa yang dilakukannya. Robot pintar, yang hanya bergerak berdasarkan program, tidak memiliki kesadaran diri dan tidak tahu apa yang dilakukannya. Tampaknya ia bisa memutuskan sesuatu, tetapi tetap saja, itu sudah diprogram oleh pikiran manusia. Robot tidak berurusan dengan reformasi atau pembaharuan hati dan pikiran.

Paulus tampak sangat concern dengan soal pemikiran jemaat di Filipi. Itu terbukti dari keseriusannya membicarakan soal ini. Nasihat yang bersifat imperatif ini, cukup jelas bagi jemaat Filipi. Pikiran yang tidak benar akan terlihat dalam perilaku mereka. Contohnya, kasus konflik antara Euodia dan Syntikhe. Jika Paulus meminta mereka untuk sehati sepikir, itu berarti ada ketidakcocokan di antara mereka. “Since Paul pleaded with this two to agree with each other in the Lord, it seems that they were causing dissension in the assembly. This helps explain Paul’s earlier plea for unity (2:1- 4). (Lightner). Kalau sampai Paulus harus menegur agar mereka sehati sepikir (satu hati), itu berarti keduanya telah menyebabkan adanya pertikaian dalam jemaat. Apalagi kalau keduanya adalah aktivist jemaat. Memang benar, apabila dalam satu persekutuan ada dua orang sedang tidak akur, itu sangat mempengaruhi keutuhan persekutuan. Terasa ada atmosfir tidak sehat di dalamnya. Begitu pula dalam suatu tim pelayanan. Itulah sebabnya jemaat harus tahu persis apa yang harus mereka pikirkan..

Pikirkanlah itu! Pikiran yang reformed itu, apa saja? Semua yang benar (alethe). Pikiran yang tidak jujur atau tak bisa dipercaya, termasuk di dalamnya (cf. Ef. 4:15, 25). Semua yang mulia (semna). Ini merujuk pada hal-hal bermartabat, yang patut dihargai (cf. 1 Tim 3:8; 11; Titus 2:2). Semua yang adil (dikaia), merujuk pada hal-hal yang sesuai dengan standar Allah. Semua yang suci (hagna). Ini berkaitan dengan sesuatu yang baik, yang memberi rasa nyaman. Tidak ada campuran dengan kecemaran moral. Semua yang manis (prosphile), pikiran yang membawa damai bukan konflik. Semua yang sedap didengar (euphema), suatu pikiran yang positif, konstruktif, bukan negatif atau destruktif. Semua yang disebut kebajikan (arete). Berhubungan dengan kuaitas moral dan tindakan terpuji. Semua yang patut dipuji (epainos), pikiran yang memang layak untuk dipuji.” (Vine). Apakah itu semua yang kita pikirkan? Jika pemikiran kita sesuai kehendak Allah, maka perilaku kita juga berkenan pada Allah dan memberkati orang lain.

Inspirasi: Pemikiran orang yang sudah dibaharui, selalu mendatangkan damai sejahtera. Berbeda dengan mereka yang masih bertabiat lama, pemikirannya selalu menyebabkan kekacauan. (LPMI/ Boy Borang)

share

Recommended Posts