Kekristenan Progresif

Kekristenan Progresif

Bacaan: 2 PETRUS 1:3-7

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan..” (2 Petrus 1:5)

“Moving forward” – bergerak maju adalah sifat progresif daripada sesuatu yang lahir atau dimulai dalam hidup ini. Menjadi Kristen tanpa pertumbuhan atau kemajuan tidaklah mungkin. Mengapa? Karena kekristenan dimulai oleh Kristus sendiri, maka tidaklah mungkin ia berada pada posisi yang statis tanpa perkembangan yang signifikan.

Petrus menunjukkan ini ketika ia berbicara kepada jemaat, yang disebutnya sebagai “orang yang memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat, yaitu Yesus Kristus sendiri.”(cf. 1:1). Setiap orang percaya yang telah dipanggil oleh Tuhan, diberi anugerah yang signifikan untuk hidup saleh karena semakin mengenal Dia. Dia telah memberi janji-janji yang berharga dan sangat besar sehingga mereka boleh mendapat bagian dalam kodrat ilahi, sehingga terlepas dari hawa nafsu yang membinasakan dunia itu (1:3-4). Maka logikanya, mereka yang percaya itu harus maju. Harus ada usaha agar iman itu diperkuat oleh kebajikan (karakter) hidup benar. Bukan itu saja tapi harus ditambah lagi dengan pengetahuan yang makin luas tentang Dia, dan dengan demikian makin menguasai diri disertai dengan ketekunan, hidup saleh, sehingga semakin mengasihi di antara saudara, bahkan semua orang (5-7). Progresifitas ini, harus terus terlihat, sebagai indikator makin mengenal Dia yang adalah Tuhan yang mulia itu. Sebab jika tidak, itu berarti kekristenan mereka semakin buta dan picik tak berkualitas (8-9). Jadi sekali lagi untuk menghindari kenyataan buruk itu, jemaat harus sungguh-sungguh berusaha (ada tiga kali kata berusaha disebutkan – ay. 5, 10, 15), sehingga kekristenannya makin kuat dan tak akan tersandung (10). Sungguh mulia kekristenan itu.

Apakah gereja Tuhan masa kini, termasuk kita, semakin mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Kekristenan sejati bukan semata-mata mereka yang ‘tahu’ siapa Yesus tetapi yang mengenal, dalam arti memiliki “hubungan pribadi” dengan Dia. Maka dengan demikian, seharusnya mereka makin maju, baik dalam pengetahuan maupun dalam hal karakter hidup sehari-hari. Belajar dari kemajuan gereja mula-mula (Kis. 2:41-47), mereka bukan saja makin bertambah secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif. Biarlah kita juga terus maju, agar semakin banyak orang mengenal Dia melalui kita.

Inspirasi: Progresifitas adalah indikator kekristenan yang sehat dan solid.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts