Kemurahan Hati Kristus

Kemurahan Hati Kristus

Firman Tuhan : Yohanes 2: 1-8

“Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki”. Yohanis 2:9

Di tengah kesulitan hidup, seorang pria miskin menemukan selembar uang di trotoar. Alih-alih menyimpannya untuk dirinya sendiri, ia memutuskan untuk membeli makanan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan di sekitarnya. Tindakannya menular ada gerakan sukarela, memberi makan kepada orang-orang kelaparan. Perbuatan baiknya mengubah lingkungan menjadi tempat dimana kemurahan hati mengalir tanpa henti.

Peristiwa pertama yang dicatat dalam pelayanan publik Yesus, yaitu peristiwa di Kana di Galilea di mana Ia mengubah air menjadi anggur. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan kuasa-Nya atas alam, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam tentang kemurahan-Nya dan kehadiran- Nya yang memenuhi kebutuhan manusia. Peristiwa di Kana mengilustrasikan kasih Yesus terhadap kebahagiaan orang lain. Ketika anggur habis dalam pernikahan, Maria, ibu Yesus, mendekat kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Ia bisa membantu. Meskipun awalnya Ia menunjukkan ketidakpedulian, tetapi kemudian Yesus memenuhi permintaan ibu-Nya, mengubah air menjadi anggur yang lebih baik dari yang sebelumnya. Ini mengungkapkan perhatian-Nya terhadap kesukaran dan kebutuhan manusia.

Para pelayan dipanggil untuk mengikuti perintah Yesus, meskipun tindakan yang diminta terasa tidak masuk akal. Namun, dengan patuh, mereka mencurahkan air ke dalam tempat penyimpanan dan menyaksikan mujizat itu terjadi. Dari sini, kita dipanggil untuk merenungkan tiga hal penting. Pertama, kasih dan perhatian Yesus yang tak terbatas terhadap kebutuhan kita. Kedua, peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya iman dan ketaatan terhadap perintah-Nya. Tiga, Peristiwa di Kana bukan hanya tentang air menjadi anggur, tetapi tentang transformasi hati manusia yang disentuh oleh kuasa dan kasih Yesus. Setelah kita belajar kemurahan hati Tuhan, apakah itu juga menjadi contoh bagi kita untuk belajar peduli dan memperhatikan kebutuhan dan pergumulan orang lain?

Inspirasi: Kasih dan perhatian Yesus yang tak terbatas terhadap kebutuhan kita, Dia peduli dan sanggup memberikan yang terbaik bagi kita.

(LPMI/Yunus Siang)

share

Recommended Posts