Kerendahan Hati di Hadapan Tuhan

Kerendahan Hati di Hadapan Tuhan

Bacaan: 1 Petrus 1:1-5

Salam

1:1 Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, a  kepada orang-orang pendatang, b  yang tersebar c  di Pontus, d  Galatia, e  Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, f  1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, g  sesuai dengan rencana h  Allah 1 , Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh 2 , i  supaya taat j  kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. k  Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah l  atas kamu.

Pengharapan, iman dan kasih

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, m  yang karena rahmat-Nya n  yang besar telah melahirkan kita kembali 3  o  oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, p  kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, q  1:4 untuk menerima suatu bagian r  yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, s  yang tersimpan di sorga bagi kamu. t  1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan u  Allah karena imanmu 4  sementara kamu menantikan keselamatan v  yang telah tersedia untuk dinyatakan w  pada zaman akhir.

Kerendahan hati bukan kelemahan, justru adalah dasar dari kepemimpinan yang kuat. Itulah nasihat Petrus kepada para penatua agar mereka menggembalakan atau memimpin dengan kerendahan hati bukan dengan gaya “memerintah”. Kompleksitas dan tantangan dalam kepemimpinan tak jarang membuat kita gentar bahkan kadang kita hampir menyerah.

Dalam situasi seperti itu kita perlu belajar dari Yosafat. Ketika menghadapi tantangan yang sulit dia berserah dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Itulahlah yang dilakukan Raja Yosafat ketika tiga tentara yang kuat datang untuk berperang melawan dia. Dia berkata, “Kami tidak berdaya melawan tentara perkasa yang akan menyerang kami. Kami tidak tahu harus berbuat apa” (2 Tawarikh 20:12 NLT). Ketika dia berserah, dia bisa menyembah Tuhan dan tidak menjadi gentar.
Mengakui ketidakmampuan Saudara bisa jadi adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi itulah yang Tuhan ingin Saudara lakukan, merendahkan diri. Alkitab berkata, “Tuhan menolak orang yang sombong tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati” (1 Petrus 5:5 CSB).

Kesombongan menolak anugerah Tuhan, tetapi kerendahan hati menarik anugetah-Nya. Tuhan ingin mencurahkan kasih karunia-Nya ke dalam hidup Saudara. Ia ingin memberi hikmat dan jalan keluar dari kesulitas saudara, tetapi Dia tidak akan melakukannya selama kesombongan menghalangi. Jadi, Saudara harus merendahkan diri dan mengakui kekurangan Saudara terlebih dahulu.

Inilah hal penting tentang mengakui ketidakmampuan Saudara: Saudara hanya memberi tahu Tuhan apa yang sudah Dia ketahui! Ketika Saudara memberi tahu dia, “Saya tidak bisa menangani ini,” itu tidak mengejutkan bagi Tuhan. Bahkan, Yesus berkata, “Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Tetapi Filipi 4:13 mengatakan hal lain: “Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Kristus yang memberi kekuatan kepadaku”. Kristus penuh kuasa; Saudara tidak berdaya. Tidak ada jalan tengah. Tetapi seperti yang dikatakan ayat itu, ketika kita mengandalkan Dia, Kristus akan memberi kita kuasa-Nya.

Apa tantangan sulit yang saudara hadapi saat ini? Dalam tataran kita masing- masing kita adalah pemimpin. Dalam skope kepemimpinan Saudara, apa tantangan yang membuat Saudara gentar? Firman Tuhan mengatakan” rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan” itu adalah titik awal kemenangan Saudara dalam menghadapi masalah hidup saudara. Allah tidak akan memaksakan sesuatu ke dalam situasi yang Saudara hadapi jika Saudara angkuh. Tapi Dia siap dan menunggu untuk menanggapi kerendahan hati Saudara.

Inspirasi: Kerendahanan hati di hadapan Tuhan adalah titik awal penyelesaian persoalan yang kita hadapi, sebab Tuhan akan memberi kuasa, hikmat dan sumber- sumber yang kita butuhkan ketika kita merendahkan diri.

(LPMI/Tegoeh H. Santoso)

share

Recommended Posts