Kesempatan untuk Berubah

“Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!” (Lukas 13 : 6)”

Tidak banyak orang yang memikirkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan padanya selama hidup di dunia ini adalah untuk berbuah. Sering kali hal ini terlewatkan sehingga kemudian menyesal setelah waktunya hampir tiba. Menyadari bahwa “kesempatan itu sangatlah terbatas,” Daud pernah berdoa seperti ini, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12). Daud menyadari betul bahwa hidupnya di dunia ini sangatlah terbatas. Waktu yang Tuhan berikan bagi kita umatnya, tidak boleh berlalu begitu saja. Waktu itu harus kita pergunakan sebaik-baiknya untuk menghasilkan buah. Dalam bacaan kita hari ini, jelas bahwa pohon ara itu seharusnya sudah harus ditebang, karena tidak pernah menghasilkan buah.

Jadi tugas kita menemukan kesempatan dalam setiap situasi yang ada, sebab jika hidup ini berakhir tidak ada lagi kesempatan untuk berbuah. Yunus pernah membuat kesalahan, dia lari dari tugas yang diberikan, namun dia kemudian menyadari dan melaksanakan tugasnya di Niniwe dan menghasilkan buah yang luar biasa.

Petrus pernah menyangkali Kristus sebanyak 3 kali, namun dia kemudian berbalik dan dipakai secara luar biasa. Sekali berkhotbah 3,000 orang bertobat. Disamping memberikan kesempatan, Tuhan juga rindu melihat kita menghasilkan buah pelayanan. Kalau sekarang kita masih hidup itu artinya Tuhan masih memberikan “kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dan berbuah.”

Inspirasi : Nasihat “raja Salomo” berkata : “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi.” (Pengkhotbah 9:10).

(LPMI/Wilfred Soplantila)