Ketika Tuhan Kecewa

Ketika Tuhan Kecewa

Bacaan: 2 Raja-raja 17: 5-18

Hosea, raja Israel
17:5 Kemudian majulah raja Asyur menjelajah seluruh negeri itu, ia menyerang Samaria dan mengepungnya l  tiga tahun lamanya. 17:6 Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur m  merebut Samaria. n  Ia mengangkut o  orang-orang Israel ke Asyur 1  ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, p  dan di kota-kota orang Madai.
Keruntuhan kerajaan Israel

17:7 Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa q  kepada TUHAN 2 , Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir r  dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, 17:8 dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa 3  s  yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. 17:9 Dan orang Israel telah menjalankan hal-hal yang tidak patut terhadap TUHAN, Allah mereka. Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan di manapun mereka diam, baik dekat menara penjagaan maupun di kota t  yang berkubu; 17:10 mereka mendirikan tugu-tugu u  berhala dan tiang-tiang v  berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun; w  17:11 di sana di atas segala bukit itu mereka membakar korban seperti bangsa-bangsa yang telah diangkut TUHAN tertawan dari depan mereka; mereka melakukan hal-hal yang jahat sehingga mereka menimbulkan sakit hati TUHAN; 17:12 mereka beribadah kepada berhala-berhala, x  walaupun TUHAN telah berfirman kepada mereka: “Janganlah kamu berbuat seperti itu!” 17:13 TUHAN telah memperingatkan y  kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi 4  dan semua tukang tilik: z  “Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu a  yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi. b ” 17:14 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya c  seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka. 17:15 Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, d  yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka; mereka mengikuti dewa kesia-siaan, e  f  sehingga mereka mengikuti bangsa-bangsa g  yang di sekeliling mereka, walaupun TUHAN telah memerintahkan kepada mereka: janganlah berbuat seperti mereka itu. 17:16 Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu h  tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, i  sujud menyembah kepada segenap tentara langit 5  j  dan beribadah kepada Baal. k  17:17 Tambahan pula mereka mempersembahkan l  anak-anaknya sebagai korban dalam api dan melakukan tenung dan telaah m  dan memperbudak n  diri dengan melakukan yang jahat di mata TUHAN, sehingga mereka menimbulkan sakit hati-Nya. 17:18 Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; o  tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda 6  saja. 

Pernahkah anda kecewa? Perasaan apa yang muncul? Betul, bisa saja akan muncul perasaan lainnya seperti marah, sedih bahkan tidak ingin bertemu atau berurusan dengan orang yang telah mengecewakan hati kita. Lalu, bagaimana jika kita yang mengecewakan orang lain? Apa yang akan kita lakukan? Tentunya kita akan meminta maaf dan berupaya memperbaiki kesalahan atau bisa saja memilih untuk berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi.

Di tengah sibuk atau santai nya cara kita menjalani hidup, kerap kali kita merasa bahwa kehidupan kita memang sudah sewajarnya seperti saat ini. Terkadang kita senang atau merasa baik-baik saja ketika menjalani kehidupan di luar Tuhan. Toh, meskipun begitu kita masih bisa bernafas, bergerak dan juga makan minum. Normal bukan? “Ya”menurut kita namun “tidak” bagi Tuhan. Hidup kita tidak jarang hanya berfokus kepada diri sendiri dan lupa untuk hidup menurut cara Tuhan. Hal itu membuat posisi Tuhan bukan menjadi prioritas kita, dan ini sama saja seperti kita menduakan Tuhan. Atau ketika hidup kita terlalu santai dan nyaman namun lupa bahwa kenikmatan yang kita rasa adalah anugerah dari Tuhan, bukankah itu menyakiti hati Tuhan?
 
Kisah di Raja-Raja 17 mengajak kita mengingat betapa Tuhan pernah begitu kecewa dengan umatNya. Mereka melakukan perbuatan jahat yang secara jelas Tuhan melarangnya. Berkali-kali Tuhan melihat dosa-dosa yang mereka perbuat dan berkali-kali pula Tuhan memperingati mereka serta memberikan kesempatan untuk berbalik kepada Allah, namun mereka menghiraukan itu. Ketika perasaan kecewa itu begitu dalam, Tuhan begitu murka kepada Israel dan menjauhkan mereka dari hadapanNya. Lalu bagaimana jika Tuhan juga kecewa terhadap kita dan memalingkan wajahNya? Siapkah kita? Tuhan kita adalah Tuhan yang baik, yang masih memberikan kesempatan baik kepada kita untuk kembali datang kepadaNya. Untuk itu, mari berbaliklah dan datang kepada Tuhan.

(Pdt. Adhitya CN) 

share

Recommended Posts