KISAH DUA HATI
Bacaan : Lukas 16:19-31
“Ada seorang kaya yang berpakaian ungu dan halus, dan setiap hari hidup dalam kemewahan.” (Lukas 16:19)
Dalam perumpamaan tentang Lazarus dan si kaya, kita diajak untuk merenungkan bagaimana Tuhan melihat dan memahami kondisi setiap individu, termasuk keluarga kita. Si kaya, meski hidup dalam kemewahan, tidak memperhatikan Lazarus yang menderita di depan pintunya. Dalam hidup kita, sering kali kita terjebak dalam rutinitas dan kesibukan, hingga lupa untuk memperhatikan orang-orang terdekat, terutama keluarga kita.
Allah mengetahui segala sesuatu tentang kita, termasuk dinamika dalam keluarga kita. Ia melihat perjuangan, kesedihan, dan kebahagiaan setiap anggota keluarga. Ketika kita merasa terasing atau tidak diperhatikan, ingatlah bahwa Allah selalu ada dan memahami setiap perasaan kita. Dia adalah sumber penghiburan dan kekuatan.
Seperti si kaya yang diingatkan akan tanggung jawabnya terhadap Lazarus, kita juga dipanggil untuk memperhatikan keluarga kita. Apakah kita sudah cukup mendengarkan, memahami, dan memberikan dukungan kepada mereka? Melalui tindakan kasih kita, kita bisa menjadi berkat bagi keluarga kita, mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian.
Si kaya akhirnya menyadari kesalahan dan ingin agar keluarganya diperingatkan, tetapi Abraham menyatakan bahwa mereka sudah memiliki semua yang mereka perlukan untuk memilih jalan yang benar. Ini mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa hanya berharap orang lain akan berubah; kita juga harus memulai dari diri sendiri. Apakah kita sudah menjadi teladan kasih dalam keluarga kita?
Mari kita berdoa untuk keluarga kita. Doakan agar Allah memberikan hikmat kepada kita dalam mengasihi dan melayani mereka. Mintalah agar Dia membuka hati kita untuk mendengarkan dan berempati, serta memberi kekuatan untuk menghadapi tantangan bersama.
Reflexy :
Allah tahu dan peduli dengan setiap aspek kehidupan keluarga kita. Mari kita berkomitmen untuk lebih peka terhadap kebutuhan anggota keluarga kita dan berusaha menjadi saluran kasih-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan emosional dan spiritual mereka.
TIM WEB
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024