KUALITASNYA BERKEMBANG?

Firman Tuhan : Markus 8: 14-21
Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah- mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan- potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: “Dua belas bakul.” (Markus 8: 18- 19)
Dalam Sosiologi dikenal istilah mobilitas sosial. Salah satu mobilitas sosial vertikal adalah social climbing, dimana seseorang dalam masa hidupnya mampu menaikkan kondisi/status sosialnya, bahkan jauh melampaui masa lalunya. Di Indonesia contohnya adalah alm Bob Sadino dan Susi Pudjiastuti. Biasanya orang yang melewati social climbing memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan visi besar untuk maju.
Mencermati kalimat nats diatas, sepertinya Yesus merendahkan para murid. Namun bisa jadi Yesus gemas atas ketidak mengertian atau kelambatan berpikir mereka. Bacaan di atas (ayat 1-10) Yesus memberi makan 4000 orang dengan 7 roti. Tuhan ingatkan sesuai nats tadi di ps 6: 41-43. Yesus saat itu berbicara mengenai pengaruh orang Farisi dan mereka tidak memahami arah bicara-Nya. Lalu mengapa Yesus memilih para murid itu. Jika dilihat dari latar belakang pekerjaan sebagai nelayan, maka dalam konteks saat itu para murid bukan kelas berpendidikan atau ekonomi menengah keatas. Matius pemungut cukai sedikit lebih berpendidikan dan teliti dalam keuangan. Dalam konteks ini jelas para murid bingung karena belum dipenuhi Roh Kudus. Sesudah Pentakosta, mereka jauh lebih berani dan mengerti kitab Suci dengan ajaib (PL waktu itu). Jika dalam pemahaman saja lamban, mungkinkah mereka mengubah dunia? Namun semua hipotesis itu berantakan saat pencurahan Roh Kudus. Yesus sebagai “Pencipta” para rasul mengerti level IQ, EQ, dan AQ para murid dan bagaimana mengoptimalkan seluruh hidup mereka. Tidak ada kata asal-asalan atau kebetulan bagi Tuhan. Murid-murid- Nya nantinya dikenal sebagai “orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia” (KPR 17: 6)
Saat ini siapakah kita atau tim kerja kita? Apakah kita atau tim kita masih di
kelas bawah? Bacaan ini mengajarkan bahwa semua bisa berubah, bertumbuh bahkan melampaui ekspektasi, atasan, atau orang sekeliling kita. Jika kita setia mengikut Tuhan, peka terhadap arahan-Nya tentu akan menemukan destiny/ takdir atau panggilan kita. Mari terus mengasah kapasitas dan memperluas “area iman” dalam ketundukan total pada kedaulatan Allah. Selanjutnya biarlah hidup penuh makna dalam keabadian maupun kekinian.
Inspirasi: Hidup kita ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dalam pimpinan Roh Kudus.
LPMI/RM Wahju Djatikoesoemo, S.Pd.
Recommended Posts

BEHIND THE SCENE?
Desember 13, 2025

JIWA SEHAT
Desember 12, 2025

PERCAYA SAJA
Desember 11, 2025

