KUASA PERKATAAN DAN IMAN

KUASA PERKATAAN DAN IMAN

Firman Tuhan   : Markus 11:20-26

Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! (Markus 11:22)

 

Perkataan Yesus penuh kuasa dan nubuatan-Nya pasti terjadi karena Ia kekal adanya dan mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Pohon ara yang kering karena dikutuk menjadi jembatan untuk Ia mengajar kepada murid-muridNya bagaimana mereka bisa melakukan hal yang sama dengan 3 prinsip utama yaitu: 1) Perintah iman tanpa bimbang di hati akan membuat terjadi. 2) Percaya apa yang diminta dan didoakan sudah dikabulkan, akan diberikan. 3) Sebelum berdoa, ampuni terlebih dahulu jika ada yang bersalah.

Frase “sebelum berdoa” pada prinsip ketiga menjadi yang pertama-tama harus dilakukan. Mengampuni terlebih dahulu jika ada kesalahan yang orang lain perbuat agar menerima pengampunan dari Bapa di Sorga. Jika dihubungkan dengan prinsip kedua dan pertama, maka jelas bahwa dosa menjadi penyebab lemahnya iman dan penghalang doa dijawab Tuhan. Dosa menyebabkan rasa bersalah di hadapan Tuhan dan juga menghalangi kuasa Tuhan bekerja dengan leluasa dalam hidup orang percaya.

Wiersebe menjelaskan, janji jawaban Allah atas doa yang dipanjatkan dengan iman ini diberikan kepada para murid, bukan kepada orang banyak. Kita tidak boleh menafsirkan Markus 11:24 dengan pemikiran jika kita berdoa dengan sungguh- sungguh dan sungguh-sungguh percaya, maka Allah wajib menjawab doa dan apa pun yang kita minta. Iman seperti itu bukanlah iman kepada Allah; melainkan iman dalam iman, atau iman dalam perasaan.

Inspirasi: Tiga prinsip di atas bukan suatu rumusan untuk dipakai dalam segala hal terutama untuk memuaskan hawa nafsu menginginkan sesuatu. Melainkan digunakan dalam konteks permohonan yang berhubungan dengan kehendak Allah dalam kesucian dan kekudusan hidup.

 

 

share

Recommended Posts