Kuduskanlah Dirimu!
Bacaan : Yosua 3:1-17
“Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan
melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” (Yosua 3:5)
Jarang kita mendengar seorang komandan perang di dunia ini berkata
kepada pasukannya, “Kuduskanlah dirimu!” Dalam peperangan yang sifatnya
politis dan ambisius demi kekuasaan, tidak pernah akan bicara kekudusan.
Berbeda dengan peperangan yang dikerjakan Yosua adalah perang yang kudus
diperintahkan oleh Allah untuk tujuan yang kudus dan mulia pula.
Umat Israel harus kuduskan diri, adalah kualifikasi rohani yang tak bisa
ditawar lagi. Itu adalah syarat mutlak sebelum Allah melakukan perbuatan
ajaib bagi mereka. Ini senada dengan penegasan Allah bagi bangsa itu dalam 2
tawarikh 7:14, agar Tuhan mendengarkan doa mereka. Menaklukkan Yerikho
bukan pekerjaan manusia. Itu bukan pekerjaan Yosua atau umat Israel, itu
adalah pekerjaan Allah. Ia dapat melakukan perkara-perkara ajaib menurut
kehendak-Nya. Tetapi yang Ia tuntut adalah kesungguhan hati bangsa itu,
untuk hidup kudus agar berkenan pada-Nya. Rasul Paulus menegaskan prinsip
yang sama juga dalam Roma 12:1-2. Hidup orang percaya itu harus menjadi
persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Warren Wiersbe
berkata: “Roh Tuhan mengubah kehidupan anda dengan memperbarui pikiran
anda (2 Kor. 3:18), tetapi Tuhan tidak dapat melakukannya jika anda tidak
menyerahkan tubuh anda. Ketika anda mempersembahkan diri sebagai ibadah
kepada Tuhan, anda menjadi persembahan yang hidup bagi kemuliaan
Tuhan.”
Di dunia, yang dipenuhi dengan tawaran-tawaran kedagingan (carnality)
ini, tampaknya semakin tertutup dengan yang namanya kekudusan. Orang
Kristen yang berjuang dengan iman untuk hidup benar bagi kemuliaan Tuhan,
benar-benar diuji habis-habisan. Apalagi orang Kristen yang sedang berjuang
untuk mencari dan menyelamatkan jiwa tersesat, bukannya makin mudah.
Mereka ibarat tim SAR (Search And Rescue) yang berjuang di tengah bencana,
harus rela kehilangan nyawa sekalipun. Mereka telah berkomitmen untuk
mengkhususkan dirinya bagi panggilan itu. Bagaimana dengan gereja Tuhan
(termasuk kita) saat ini? Masihkah kita bersedia hidup kudus sebagai tanda
ketaatan pada perintah Tuhan?
Inspirasi: Hidup kudus bukan usaha kedagingan yang selalu gagal oleh
tabiat dosa, tetapi penyerahan diri pada pimpinan Roh Kudus yang memberi
kemenangan.
(Boy Borang/LPMI)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024