Kurang Tapi Limpah

Kurang Tapi Limpah

Bacaan : Filipi 4:10-20

“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” (Filipi 4:11)

“Kurang tapi limpah?” Bagaimana mungkin itu terjadi? Kalau “limpah tapi kurang” rasanya lebih logis karena memang banyak orang sudah berkelebihan, masih saja merasa tidak cukup. Seperti konon ada seorang yang kaya raya, ketika dia sakit, dia hanya makan bubur dingin, karena kalau harus dipanaskan, harus biaya lagi. Memberi pada dirinya sendiri saja begitu kikir, apalagi pada orang lain. Belum lagi kalau ditanya, berapa dia beri bagi pekerjaan misi, sudah dapat ditebak jawabannya. Dia tak pernah berhenti mengumpulkan harta, tetapi tak kunjung merasa cukup.

Memang seperti kata Paulus, untuk merasa cukup perlu belajar. Maka bukanlah suatu kebetulan bila kata “belajar” itu diucapkan dan dituliskan dalam suratnya ini. Belajar disini berarti rela untuk melatih diri, menguasai diri dan tahu bersyukur dalam segala keadaan. Merasa cukup itu soal hati dan pikiran. Dalam amsalnya, Agur bin Yake mengajukan permohonan doa yang unik dan menggelitik, “Jauhkanlah daripadaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan dan kekayaan. Supaya kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu, dan berkata: “Siapa Tuhan itu? Atau kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” (Amsal 30:8-9). Dr. Kidner melihat bahwa Agur ini ingin, agar ia tidak jatuh dalam pencobaan. Dia memohon agar Tuhan menjaga sikap hati atau karakternya. Untuk itu ia meminta dihindarkan dari keadaan-keadaan yang membahayakan karakternya. Dengan penuh kerendahan hati ia meminta agar hal itu terjadi sebelum dia mati.” Ini permohonan doa yang luar biasa dan menjadi contoh yang sangat baik bagi orang percaya. Sekali lagi, ia tidak bicara tidak boleh kaya, tetapi bicara soal sikap hati terhadap kekayaan itu.

Tetapi bagi orang duniawi, ini doa yang aneh dan dianggap bodoh. Bukankah semua orang mencarinya untuk kepuasan hidup? Tetapi lebih aneh lagi, ketika kekayaan itu sirna, mereka berbalik menghujat Allah. Maka benarlah apa yang diantisipasi oleh pengamsal, dan ia tidak mau menjadi seperti itu. Seperti Ayub, ia teruji dalam hal itu (Ayub 1:21). Paulus juga tentu memiliki permohonan yang sama, dan itu tersirat di balik kata-katanya (Filipi 4:11-13). Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki permohonan yang sama kepada Tuhan hari ini?

Inspirasi: Merasa kurang meskipun sudah berlimpah adalah soal sikap hati, sementara yang merasa limpah meski sebenarnya kekurangan adalah juga soal sikap hati yang dipenuhi ucapan syukur.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts