MAAF TAK BISA KUJELASKAN

MAAF TAK BISA KUJELASKAN

Firman Tuhan                        : Efesus 4:17-32

“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:32)

 

Corrie ten Boom, seorang wanita asal Belanda, pernah dipenjara di kamp Nazi karena menolong orang Yahudi. Dalam penderitaan itu, ia kehilangan saudara dan merasakan pahitnya kebencian. Bertahun-tahun kemudian, ia bertemu kembali dengan mantan penjaga penjaranya yang meminta maaf. Dengan gemetar, Corrie memilih mengampuni. Ia berkata, “Saya tak bisa menjelaskan bagaimana, tetapi kasih Allah lebih kuat dari kebencian.” Pengampunan itu menjadi kesaksian hidup yang menggetarkan dunia.

Ada luka yang begitu dalam, hingga tak bisa dijelaskan dengan kata. Kadang air mata menjadi satu-satunya bahasa dari hati yang terluka. Namun di tengah sunyi itu, suara Tuhan menembus hati: “Maafkanlah.” Pengampunan bukan tanda kelemahan, tetapi bukti kekuatan rohani. Saat kita memilih memaafkan, kita sedang menolak membiarkan kebencian berakar dan meracuni jiwa. Yesus tahu betapa sulitnya itu karena Ia pun disakiti, dikhianati, dan disalibkan, tetapi Ia tetap berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka.” (Lukas 23:34).

Dalam Khotbah di Bukit, Yesus mengajarkan sesuatu yang mengguncang logika dunia: “Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (Lukas 6:27). Ia tidak hanya meminta kita bersabar, tetapi mengasihi. Ini bukan kasih yang lahir dari perasaan, melainkan keputusan yang bersumber dari kasih Bapa. Saat kita menaati perintah itu, hati kita mulai diubahkan. Luka yang dulu tampak mustahil disembuhkan, perlahan dijamah oleh damai yang melampaui pengertian. Dunia mungkin bertanya, “Mengapa kamu masih bisa mengampuni?” Jawabannya sederhana tapi dalam karena Kristus lebih dulu mengampuniku.

Hari ini, jika ada orang yang melukaimu, biarlah hatimu berkata, “Maaf tak bisa kujelaskan.” Bukan karena engkau tak merasakan sakit, tetapi karena kasih Kristus lebih besar dari luka itu. Saat engkau memilih mengampuni, engkau sedang hidup seperti Kristus yang berkata di bukit itu: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9).

Inspirasi: Ketika berani memaafkan tanpa penjelasan, kita sedang membiarkan kasih Kristus menyembuhkan luka yang tak terlihat oleh dunia.

LPMI/Yunus Siang

share

Recommended Posts