Mandiri dalam Mengakui dan Menyesali Dosa

Mandiri dalam Mengakui dan Menyesali Dosa

Bacaan: Matius 26:75

Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali. b  Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Seorang anak memiliki kebiasaan mencuri uang orang tuanya dan menggunakan uang itu untuk bersenang-senang bersama teman-temannya. Suatu ketika orang tuanya terlihat kebingungan karena satu-satunya uang yang dimiliki dan ada di dompet telah hilang. Orang tuanya menangis sebab uang itu tadinya direncanakan untuk membeli makan hari itu. Akhirnya, di hari itu satu keluarga tidak memiliki apapun untuk dimakan dan si anak merasa sangat kelaparan.

Ditengah rasa lapar yang ia rasakan, ia mulai berpikir bahwa ternyata kebiasaannya untuk mencuri dapat berdampak buruk bagi orang-orang disekitarnya. Sejak saat itulah ia berubah dan tidak lagi memiliki kebiasaan untuk mencuri. Apa yang dilakukan oleh anak itu dapat dikatakan sebagai sebuah pertobatan. Kata pertobatan seringkali diterjemahkan dari kata metanoia. Meskipun diartikan sebagai pertobatan, namun, kata metanoia sendiri dapat berarti perubahan dalam cara berpikir seseorang atau perubahan pikiran.[1] Dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ, pertobatan terbagi dalam dua jenis yaitu pertobatan dasar dan pertobatan senantiasa. Pertobatan dasar adalah pertobatan yang terjadi ketika seseorang berbalik hatinya dari tidak percaya menjadi percaya. Pertobatan jenis ini terjadi sekali. Sedangkan, pertobatan senantiasa adalah pertobatan yang dilakukan oleh orang percaya yang karena kelemahan manusiawinya ia dapat berulang kali jatuh dalam kesalahan kemudian menyesalinya dan bertobat. Pertobatan ini dilakukan orang percaya secara terus-menerus sepanjang hidupnya.[2] Dari dua jenis pertobatan tersebut terdapat satu benang merah yakni adanya perubahan dalam menjalani hidup dan perubahan itu berpusat pada Yesus Kristus Sang Juru Selamat. Lalu apa kaitan ajaran ini dengan bacaan Matius 26:75?

Pada bacaan ini kita melihat bagaimana Petrus tanpa intervensi dari orang lain menyadari dan menyesali dosanya ketika ia mengingat apa yang telah Yesus sampaikan padanya. Petrus telah mengalami pertobatan senantiasa! Semasa hidup kita, kita telah banyak mendengar perkataan dan anjuran dari Yesus terkait dengan hidup yang berkenan di hadapan Allah. Dari Matius 26:75, kita kembali diingatkan untuk berlaku seperti Petrus yang secara mandiri menyadari, mengakui dan menyesali dosa setelah mengingat apa yang Yesus katakan padanya. Kita diajak untuk kembali menyandingkan antara apa yang telah kita lakukan semasa hidup dengan ajaran-ajaran yang Yesus sampaikan. Kemudian secara mandiri menemukan dan mengakui kesalahan (dosa) kita dihadapan Tuhan lalu mengupayakan untuk tidak mengulangi kesalahan (dosa) itu di masa yang akan datang. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk secara mandiri menemukan, mengakui dan menyesali dosa yang telah kita lakukan semasa hidup.

Tuhan Yesus Memberkati. Amin.

 

(YKK)

 

[1] John Powell, Visi Kristiani: Kebenaran yang memerdekakan Kita, (Yogyakarta: Kanisius, 1997)

[2] Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2019 (Tanya-Jawab), (Salatiga: Sinode GKJ, 2020)

share

Recommended Posts