Memberi dengan Iman

Memberi dengan Iman

Bacaan: 2 Korintus 8:1-2

Pelayanan kasih

8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia 1 . g  8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan 2 . h

“Jangan Pelit” mungkin itu yang dikatakan Rasul Paulus jika ia menggunakan bahasa kasar kepada jemaat di Korintus, tetapi bukan itu yang ia katakan, melainkan dorongan untuk memberi persembahan bagi pelayanan untuk saudara-saudara yang berkekurangan dan untuk pemberitaan Injil dengan menunjukkan contoh bahwa jemaat di Makedonia, walaupun lebih menderita, mungkin lebih miskin dari jemaat di Korintus, tetapi mereka murah hati. Korintus adalah kota besar, kota perdagangan yang seharusnya mereka lebih mampu memberi seperti komitmen yang telah mereka katakan, tapi dukungan tidak kunjung datang. Sebaliknya jemaat Makedonia memberi dengan iman, walau mereka kekurangan mereka memberi disertai iman bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan mereka. Itulah sebabnya Rasul Paulus dalam suratnya yang ke 2 memberi teguran keras pada jemaat di Korintus.

Seorang ibu yg mengalami pergumulan karena suaminya di “PHK” minta didoakan agar diberikan kekuatan oleh Tuhan dalam mengatasi masalah ekonominya juga agar suaminya segera mendapat pekerjaan yg baru. Selang beberapa bulan kemudian dengan senang hati ia memberi tahu kami bahwa suaminya telah mendapat panggilan kerja. Ia datang sambil membawa persembahan sekarung beras. Terus terang kami kaget bahkan tidak percaya bahwa dalam pergumulannya ia masih punya kerinduan memberkati hamba Tuhan. Ia dengan memaksa mengatakan “tolong beras ini diterima”.

Dari teladan jemaat Makedonia dan ibu yang saya ceritakan, saya belajar bahwa kemurahan hati tidak perlu menunggu kaya secara materi atau berhasil menduduki jabatan tertentu. Mereka memberi dengan iman. Kita dapat berbagi apapun atau seberapapun, yang penting niat atau motivasi dan iman kita. Tuhan tidak melihat seberapa besar kekayaan kita, tetapi seberapa besar kemurahan hati kita kepada yang lain.

Inspirasi: Sebagai orang-orang percaya yang sudah menerima kasih, karunia & kemurahan Allah, mari mempraktekkan kemurahan hati, sebab kemurahan hati yang disertai dengan iman menyenangkan hati Tuhan.

(LPMI/Endah Wardoyo) 

share

Recommended Posts