Memberi dengan Iman

Memberi dengan Iman

Bacaan: Lukas 21:2-4

Ia (Yesus) melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”

Yesus baru saja berinteraksi dengan orang Saduki yang mencoba mengelabui Dia untuk melakukan penghujatan (Lukas 21). Yesus menjawab dengan teguran pada kemunafikan para pemuka agama. Selanjutnya, Yesus duduk di seberang perbendaharaan bait suci, Dia memperhatikan orang-orang yang datang dan memberikan persembahan. Yesus sedih ketika memperhatikan ironi yang Dia amati. Di bait-Nya, rumah-Nya dan perbendaharaan-Nya, Dia menyaksikan orang kaya menjatuhkan sejumlah besar uang ke dalam peti persembahan. Di tengah kesibukan di rumah Allah itu, Yesus melihat begitu sedikit iman. Sebab itulah yang diamati oleh Yesus, bukan besarnya persembahan. Tapi Dia terus menunggu. Tiba-tiba Ia melihat seorang janda memberikan persembahannya. Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk memberi tahu mereka tentang apa yang Dia amati, yaitu janda yang memberi sedikit, tetapi yang sedikit itu adalah seluruh miliknya.

Orang-orang saat itu, seperti orang-orang masa kini, akan mengira janda itu gila karena memberikan semua yang dia miliki untuk hidup. Tetapi Yesus berkata bahwa hati Tuhan senang ketika jumlah uang yang sedikit masuk ke perbendaharaan bait suci, tetapi disertai dengan hati dan iman yang besar. Berbeda dengan orang- orang lain yang merasa suci, kaya, berada di kalangan atas, sementara orang-orang seperti janda itu berada di bawah, rendah.

Seperti yang Yesus sebutkan di tempat lain, pemikiran budaya yang dominan adalah bahwa jika Anda miskin, Anda pasti telah melakukan sesuatu yang salah dengan bagaimana Anda berusaha dan bagaimana Anda berhubungan dengan Allah. Dan jika Anda kaya, Anda pasti telah melakukan sesuatu yang benar untuk mendapatkan berkat Tuhan. Sementara sedikit dari kita akan mengakui bahwa kita juga sering berpikir seperti itu.

Yesus, dalam pernyataan-Nya membuka tabir untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengetahui seluruh latar belakang janda dan statusnya yang terpinggirkan secara sosial, Dia melihat berapa nilai persembahannya. Dia memberi dengan kekurangannya dan bahkan mungkin besar rasa sakit yang dirasakan ketika memberi.

Dan sejujurnya, seseorang yang benar-benar murah hati seperti janda itu pasti kebanyakan orang berpikir bahwa dia sedikit gila. Siapa yang memberi tanpa menyisakan untuk dirinya sendiri? Siapa yang berusaha untuk menyenangkan Tuhan dengan semua yang mereka miliki?

Ya, itu adalah Yesus. Kemiskinan bisa disebabkan oleh banyak faktor, bukan selalu karena malas atau karena hidup dalam dosa. Penekanan yang Yesus katakan ialah bahwa kemiskinan tidak menghalangi hati seseorang untuk memiliki iman yang besar kepada Allah yang memelihara hidupnya.

Dalam adegan ini, kita melihat hubungan yang misterius antara kerajaan Allah dan umat yang beriman. Yesus memandang dengan takjub bahwa ada seorang janda yang mengosongkan kantongnya dengan iman memberikan semuanya untuk Tuhan. Itu mencerminkan diri-Nya: Seorang pribadi yang mengosongkan diri-Nya secara total untuk orang kaya dan miskin lalu mempersembahkan hidupnya untuk mati di kayu salib menebus umat manusia.

Inspirasi: Dalam hal memberi untuk Tuhan, Dia lebih melihat hati dan iman dari pada jumlah pemberian kita.

(LPMI/Tegoeh H. Santoso)

share

Recommended Posts