Mempersiapkan Seorang Istri

Mempersiapkan Seorang Istri

Bacaan : Amsal 18: 22

Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN. (Amsal
18: 22)

 

Kedua anak saya selisih usianya 10 tahun sehingga konteks masa kecil
merekapun jauh berbeda. Putra pertama saya lahir di jaman ponsel dan putri
kedua saya tumbuh di jaman android. Dunia pergaulan mereka pun sudah jauh
berbeda sehingga perlakuan kami pada keduanya pun harus berbeda selain
perbedaan jenis kelamin. Apa yang mudah saya tanamkan dahulu tidak
semudah itu diterima putri saya karena situasi dan kondisi yang berbeda.
Namun sebagai gadis remaja kami tetap berusaha menolong dia agar
bertumbuh dan berkembang menjadi wanita dewasa yang beriman, mandiri,
berwawasan, dan tetap memiliki nilai kewanitaan yang baik. Dan saya harus
mulai menyiapkan diri untuk ditinggal pergi ketika nanti dia berumah tangga,
dan semua “kerja keras kami” akan dinikmati orang lain. Tetapi itulah hidup
dan itulah tugas panggilan sebagai orang tua di dalam Tuhan.

Ayat di atas memberikan statement yang menggelitik tentang isteri
(wanita) yaitu “yang baik dan dikenan Tuhan”. Apa artinya? sesuatu yang baik
berarti siapa yang memiliki akan mendapatkan yang baik, bertambah baik,
atau menjadi baik. Dikenan Tuhan berarti secara posisional mendapat
perkenan Tuhan. Betapa indah dan mulianya seorang pria yang mendapatkan
istrinya dari Tuhan. Namun untuk mendapatkan isteri yang sedemikian ada
pribadi yang dipakai Tuhan mempersiapkan kualifikasi itu, yaitu umumnya
adalah orang tua si gadis. Saya tahu bahwa suatu kali kelak harus berpisah
dengan puteri saya ketika dia menjadi kebaikan bagi suaminya dan membuat
suaminya dikenan Tuhan. Tentunya kami harus merasa bangga dan
bersungguh hati membesarkan puteri kami, menanamkan hati yang takut akan
Tuhan, mencintai Firman dan membangun kehidupan doa, dan tentu
membekalinya wawasan, kecakapan, dan keterampilan hidup yang optimal,
untuk menjadi pendamping suami dan juga ibu yang mandiri. Hal tersebut
sekaligus melatihnya menjadi orang tua yang bertanggung jawab bagi anak
anaknya kelak.

Tidak ada investasi yang sia-sia di dalam Tuhan. Membesarkan anak pun
adalah pertandingan iman yang serius dalam Tuhan dengan konsekuensi
sampai masa kekekalan. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju
kepada Tuhan sehingga kita diperkenankan melahirkan generasi-generasi yang
memuliakan Tuhan, berkualitas, dan memberkati generasi mereka bahkan
generasi selanjutnya.

Inspirasi: Mempersiapkan calon isteri/calon suami yang baik di dalam
Tuhan adalah kerja keras dan kehormatan, serta memberkati calon menantu
dan besan.

 

(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts