Mencurahkan Isi Hati

Mencurahkan Isi Hati

Bacaan : Mazmur 62:9

“Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.” Mazmur 62:9

Anak kecil itu menyandarkan kepalanya di pangkuan ibunya yang sedang duduk dan berdoa. Ia mendengar ibunya berdoa dan memuji Tuhan. Ia mendengar namanya disebut. Ia juga mendengar ibunya berdoa untuk keluarga dan pergumulan yang sedang dihadapi, juga untuk orang-orang di sekitarnya. Ia berdoa untuk orang-orang yang sakit dan sedang bergumul. Di sela-sela doanya ia menyanyi dan menaikkan pujian kepada Tuhan. Momen-momen seperti itu tidak pernah terlupakan olehnya. Dari ibunya, anak kecil itu belajar tentang berdoa dan bahwa dia boleh datang kepada Tuhan untuk mencurahkan isi hatinya, dan bahwa Tuhan mendengarkannya.

Dalam Mazmur 62:9 dituliskan, “Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.” Berdoa dan datang kepada Tuhan seharusnya tidak kita rasakan sebagai sebuah beban atau kewajiban, melainkan sebuah hak istimewa yang kita miliki sebagai anak-anak Tuhan. Kita bisa datang kepada-Nya kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Bukankah ini adalah suatu yang luar biasa? Kita bisa datang kepada Allah, Pemilik segala sesuatu yang berkuasa atas segala sesuatu, tapi juga yang memiliki kita, mengasihi kita, dan mau mendengarkan kita. Dan terlebih lagi, Dia adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya.

Berdoa dan mencurahkan isi hati kepada Pribadi yang bukan hanya mendengarkan kita tetapi juga mengasihi, mempedulikan, dan memiliki kuasa untuk menjawab seruan hati kita adalah sesuatu yang istimewa. Lebih istimewanya lagi adalah bahwa berdoa bukan hanya tentang menyampaikan apa yang menjadi pergumulan kita tetapi juga menjadi momen dimana kita bisa menjadi semakin dekat dengan Dia dan mempercayai Dia untuk setiap jawaban atas doa-doa kita.

Apakah hari ini ada sesuatu yang ingin Saudara sampaikan kepada Tuhan? Curahkanlah isi hati Saudara kepada-Nya. Ia mengasihi Saudara dan mendengarkan Saudara.

(LPMI/ Zevanya Johanton)

share

Recommended Posts