Mengasah Kasih

Mengasah Kasih

Bacaan : 1 Yohanes 4:7-21

Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1 Yohanes 4:16)

Kita semua pasti dilahirkan ke dalam sebuah keluarga, seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan pun mempunyai keluarga, walaupun bukan saudara kandung. Dalam Yohanes 1:12, setiap orang yang percaya kepada Kristus diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Kata “diberi kuasa” sama dengan “diberi hak”. Jika semua orang percaya adalah anak-anak Allah, maka sesama orang percaya adalah saudara, keluarga, di mana Allah adalah Bapa Kita.

Oleh karena itu sama seperti keluarga jasmani, kita sebagai keluarga rohani hidup dalam prinsip-prinsip kekeluargaan, dan yang terutama adalah saling mengasihi. Itulah sebabnya Rasul Yohanes menulis perikop yang menjadi bacaan kita hari ini. Sama seperti seorang bayi yang baru lahir, ia membutuhkan perawatan sebuah keluarga, tanpa itu dia akan mati.

Ada penelitian di Amerika bahwa trend saat ini banyak anak-anak muda yang disebut Gen X dan Gen Z lebih memilih membangun spiritualitas dengan cara mereka sendiri dan banyak yang tidak mau lagi terlibat dengan gereja secara institusi. Mereka meninggalkan gereja, tetapi tetap menyatakan bahwa mereka tetap memelihara iman mereka di dalam Yesus dengan cara mereka sendiri. Dalam terang Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini, apakah cara hidup mereka itu benar? Saya menjawab mereka tidak sepenuhnya salah. Jika gereja tidak memperhatikan pertumbuhan rohani mereka, tetapi hanya fokus pada ritual-ritual keagamaan dan kewajiban-kewajiban yang menuntut, maka dapat dipahami mereka akan mencari di luar gereja. Tetapi jika di luar mereka tidak hidup dalam persekutuan atau tidak terpelihara dalam sebuah keluarga, maka bagaimana mungkin mereka dapat mengasah kasih mereka. Kasih adalah karakter yang paling penting, sebab Allah adalah kasih. Tanpa hidup dengan orang lain, tak mungkin kita dapat mengasah kasih yang diharapkan oleh Allah. Ini sebuah tantangan juga bagi pemimpin rohani, gereja atau persekutuan untuk memenuhi kebutuhan rohani generasi muda sekaligus mengajarkan pentingnya hidup dalam keluarga rohani, yaitu gereja.

Renungkan: Bagaimana saat ini saudara hidup sebagai orang percaya? Apakah saudara mempunyai keluarga di mana saudara bisa mengasihi dan menerima kasih?

(LPMI/ Tegoeh Santoso)

share

Recommended Posts