Meninggalkan Zona Nyaman
Roma 12:1-2
Persembahan yang benar
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Beberapa waktu lalu, saya dan beberapa teman-teman pemuda pergi bersama untuk menonton film di bioskop. Awalnya kami memutuskan untuk menonton sebuah film tentang bom nuklir, tetapi karena waktu penayangan tidak ada yang sesuai dengan kriteria kami. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton film Barbie. Jika hanya memperhatikan judulnya, mungkin kita (termasuk saya) akan langsung berpikir ‘itu tontonan untuk anak-anak’ atau ‘itu tontonan untuk perempuan’. Wajar saja bila langsung berpikir demikian, sebab memang Barbie adalah salah satu maninan boneka yang terkenal. Namun ternyata, setelah menonton film Barbie, kesan saya berubah. Ternyata film itu sedang berbicara tentang pencarian jati diri. Dalam film tersebut, diceritakan boneka-boneka barbie hidup bersama satu tempat yang sangat ideal (dengan segala kebiasaan-kebiasaan yang dianggap sebagai kebiasaan yang sempurna). Saking idealnya, beberapa boneka barbie yang sedikit rusak harus terasing (tidak ada konsep diperbaiki) dari dunia itu. Suatu ketika, sang tokoh utama mengalami ‘kerusakan’, ia tidak bisa menjalani hari-hari se-sempurna biasanya. Berbeda dengan yang lain, ketika ia mengalami kerusakan, ia berupaya untuk bisa memperbaiki diri. Ternyata ada harga yang harus dibayar dari memperbaiki diri, yaitu pergi ke suatu tempat yang asing dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Singkat cerita, tadinya ia galau untuk memutuskan akan meninggalkan kebiasaan lama atau tidak namun akhirnya ia memberanikan diri keluar dari tempat ideal menuju ke tempat asing demi bisa memperbaiki diri. Artinya, saya melihat salah satu pesan besar dari film tersebut adalah keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Pesan yang kurang lebih sama, juga disampaikan oleh Paulus dalam suratnya untuk jemaat di Roma.
Bacaan kita berbicara tentang persembahan yang benar, bagi Paulus persembahan yang benar adalah mempersembahkan hidup seutuhnya (ay. 1). Pernahkah terlintas dalam pikiran, mengapa Paulus berbicara tentang persembahan yang benar? Kita perlu pahami bahwa pendengar ajaran Paulus adalah sebagian orang Yahudi dan sebagian orang Yunani. Bagi orang Yahudi, persembahan ya berarti mempersembahkan hewan kurban. Persembahan kurban itu kemudian dimasukkan dalam kategori yang berbeda-beda sesuai peruntukannya, salah satunya adalah untuk mengucap syukur. Memberikan persembahan kurban sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh orang Yahudi. Namun, para pendengar Paulus juga punya kebiasaan lain yang kurang baik. Kebiasaan itu adalah setelah memberi persembahan, mereka tidak memperhatikan tingkah laku keseharian mereka. Jadi persembahan terbaik diberikan (kurban bakaran) tetapi setelah itu ya kembali melakukan tindakan dosa. Inilah yang ingin dikritisi oleh Paulus, Paulus ingin menyampaikan pada pendengarnya bahwa percuma memberikan persembahan (kurban bakaran) yang terbaik namun hidup masih tidak sesuai dengan firman Tuhan (ay. 2). Pengajaran Paulus tentang mempersembahkan hidup ini adalah suatu konsep yang (bisa jadi) sulit diterima oleh orang Yahudi. Butuh keberanian untuk mengubah cara pandang yang sudah dihidupi oleh orang Yahudi selama bertahun-tahun (bahkan mungkin sejak mereka lahir). Meskipun demikian, Paulus tetap berkenan menasihati mereka sebagai bentuk memotivasi agar hidup mereka berubah sesuai dengan Firman Tuhan. Kiranya renungan hari ini juga dapat menyadarkan dan memotivasi kita untuk dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang kurang baik kemudian memulai kebiasan-kebiasaan baik yang berkenan di hadapan Tuhan sebagai sebuah persembahan yang hidup. Tuhan memberkati.
Pdt. Yokanan K
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024