Menjaga Kesatuan Komunitas
Bacaan: Galatia 6:9-10
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. 6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Dalam hidup berkomunitas, perbedaan merupakan sebuah keniscayaan dan merupakan hal yang wajar. Menjadi tidak wajar apabila perbedaan tersebut membuat seseorang merasa dirinya lebih baik daripada yang lainnya. Semakin salah bila sikap tersebut membuat seseorang menjadi tebang pilih dalam berbuat baik. Jika sikap-sikap negatif semacam itu terjadi, maka komunitas yang semestinya menjadi wadah untuk dapat berjalan dan bertumbuh bersama justru akan berakhir tercerai berai. Bacaan hari ini merupakan pesan Paulus bagi jemaat di Galatia untuk dapat merawat komunitas kristen yang ada pada saat itu.
Jemaat di Galatia memiliki konteks yang kurang lebih mirip dengan kota-kota lain tempat pelayanan Paulus. Iman Kristen mereka diperhadapkan dengan para legalis yang terkesan kaku dengan aturan-aturan tertentu. Salah satunya terkait dengan perbedaan pandangan perihal definisi anak Abraham. Dalam tradisi Yahudi, Orang-orang non-yahudi baru bisa dianggap memiliki status tersebut jika memenuhi empat syarat, (1) melaksanakan Taurat (2) disunat (3) dibaptis (4) mempersembahkan korban. Paulus nampaknya tidak sependapat dengan keempat syarat tersebut (Gal. 2: 11; Gal. 3:6), baginya, imanlah yang menjadi kunci seseorang mendapat status tersebut (Gal. 3:7). Nampaknya, perbedaan semacam ini yang membuat komunitas Kristen agak terpecah (antara kristen yahudi dengan kristen non-yahudi) karena merasa yang satu lebih Kristen daripada yang lainnya. Dampaknya adalah adanya saling senggol antar sesama orang Kristen. Dalam situasi yang demikian, nasihat Paulus untuk dapat tetap saling membantu muncul. Ia berharap agar komunitas Kristen tetap solid dan saling menopang, terlepas dari latar belakang mereka yang Yahudi ataupun non-Yahudi. Kesatuan komunitas, bagi Paulus, dirawat dengan tidak jemu-jemu untuk saling melakukan kebaikan selagi masih ada kesempatan. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk merawat kesatuan komunitas GKJ Serpong dengan tidak jemu-jemu saling berbuat kebaikan.
Tuhan memberkati. Amin.
(Vikaris Yokhanan Krisda Karunia)
Samuel Benyamin Hakh, Persoalan Status Sebagai Anak-anak Abraham Dalam Surat Galatia, GEMA TEOLOGIKA Vol. 1 No. 1, April 2016, 13-30
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024