Merdeka, Lihat ke Atas!

Merdeka, Lihat ke Atas!

Bacaan : Keluaran 15:22-27

“firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah- perintah-Nya, dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.” (Kel. 15:26).

“Tanah air pusaka, Indonesia merdeka. Syukur aku sembahkan kehadirat -Mu Tuhan” adalah lirik bagian akhir dari lagu nasional “Syukur”, yang menyentuh hati kita sebagai anak bangsa ini. Bahwa kemerdekaan bangsa ini adalah anugerah Tuhan, sehingga patutlah kita menaikkan syukur kepada-Nya. Sebagai orang Kristen kita terus berdoa agar bangsa ini tetap utuh tak terpecah sepanjang masa bukan? Bangsa yang diberkati adalah bangsa yang takut akan Tuhan.

Setelah Allah membebaskan bangsa Israel ke luar dari Mesir, Allah memerintahkan mereka untuk belajar taat kepada-Nya. Secara rinci ditulis bahwa mereka harus; pertama, melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Apa yang benar di mata Tuhan? Ada indikasi bahkan memang kenyataan bahwa, manusia cenderung suka melakukan apa yang salah. Kata “benar” di sini tidak sekedar kebenaran matematika atau logika, tetapi berkenan pada Tuhan. Kedua, memasang telinga pada perintah-Nya. Bukti melakukan yang benar ditandai dengan sikap mau ‘memasang telinga’ artinya mau “mendengar” suara Tuhan. Mendengar berarti mau melakukan (aktif) , bukan pasif. Ketiga, tetap (konsisten) mengikuti ketetapan-Nya. Tatkala mereka konsisten dengan firman Tuhan ini, maka di sana ada janji bahwa Allah akan menyembuhkan mereka. Melihat sikap bangsa itu yang marah karena air di Mara yang pahit itu, Warren Wiersbe mengatakan, “Sukacita bangsa itu berubah menjadi keluhan! Memang mudah untuk menyanyi ketika keadaan nyaman, tetapi perlu iman untuk menyanyi saat anda sedang menderita. Tuhan menguji kita dengan pengalaman-pengalaman hidup setiap hari, untuk melihat apakah kita akan menaatinya. Dia mampu mengubah keadaan kita tetapi Dia lebih suka mengubah kita (Filipi 4:10-13).” Jadi Allah mau mengajar mereka untuk memandang kepada-Nya, bukan memandang keadaan, yang justru menambah tekanan batin itu. Yesus sendiri memandang kepada Bapa-Nya saat keadaan mencekam di Getsemani itu (Mat.26:39).

Kita sedang merenungkan dan merayakan kemerdekaan bangsa kita, tetapi apa makna kemerdekaan sejati dalam Kristus itu? Sekali lagi kita belajar dari Paulus dan Silas, keduanya justru sanggup menyanyi disaat tangan kakinya terbelenggu dan terpasung. Itu karena mata hatinya terarah ke atas, melihat wajah-Nya yang mulia, sehingga tak ada ruang untuk bersungut kecuali bersyukur. Seperti kata sebuah lagu: “Turn your eyes upon Jesus.” Bagaimana dengan kita hari ini?

Inspirasi: Orang merdeka akan terus berjuang dan bekerja dengan tangannya yang kuat, namun hatinya selalu terarah kepada Dia sumber kekuatan dan penghiburan itu.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts