Merdeka, Lihat Ke Luar!
Bacaan : Keluaran 20:12-21
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu, di tanah yang diberikan Tuhan Alahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Janganmengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.” (Kel. 20:12-17)
Pengajaran tentang sikap hidup terhadap sesama ataupun saudara sebangsa, sangat terlihat pada lagu “Mengheningkan Cipta”, yang salah satu bagian liriknya berbunyi, “Nan gugur remaja diribaan bendera…” yang merujuk pada para pahlawan bangsa itu. Mereka disebut “bunga putra bangsa”, “cahaya pelita” bagi Indonesia merdeka. Dengan kata lain, orang merdeka memiliki kasih, rasa hormat, peduli, rela berkorban, dan tidak menyusahkan orang lain.
Jauh sebelumnya Alkitab telah berbicara soal sikap itu. Allah sendiri menentang sikap egoisme, yang melulu terarah kepada diri sendiri. Dari struktur 10 Hukum yang ditulis dalam Keluaran 20:1-17 itu, setelah Allah berbicara soal sikap vertikal “hubungan dengan Allah” (ay. 1-11), Ia bicara mengenal sikap horizontal “hubungan dengan sesama” (ay. 12-17). Dosa egoisme telah menyebabkan banyak masalah dalam kehidupan sosial; mulai dari sikap tidak menghormati orang tua, pembunuhan, perzinahan/ perselingkuhan, pencurian, kebohongan, dan keinginan terhadap milik sesama. Terhadap semua ini Allah menegaskan agar “jangan” dilakukan. Namun justru yang dilarang itulah yang dilanggar. Mengapa? Ini semua akibat dari absennya kasih dalam hati manusia, yang katanya ‘beragama’ itu. Alkitab mencatat, semua kasus moral dan hukum yang terjadi dalam masyarakat, berakar dari hati manusia yang kehilangan kasih.
Yesus banyak kali mengecam para pemimpin agama Yahudi, yang kelihatan saleh dan beribadah secara ritual, tetapi banyak yang salah dalam kehidupan spiritualnya (Lukas 11:46). Tidaklah mengherankan jika Yesus menegaskan kembali bahwa kasih kepada Allah harus seimbang dengan kasih kepada sesama manusia (Mat. 22:37-39). Kalau tidak, maka perilaku agamawi tersebut dapat dikatakan sebagai ‘merdeka tapi terikat.’ Sedangkan orang yang sudah merdeka dalam Kristus, “terikat tapi merdeka.” Maksudnya terikat oleh karena kasih kepada Kristus, tetapi merdeka terhadap dosa, termasuk mementingkan diri sendiri (Roma 8:2). Apakah kita orang merdeka secara rohani? Kalau ya, apa saja buktinya yang bisa dilihat orang?
Inspirasi: Orang yang sadar bahwa ia menjadi orang merdeka karena kasih karunia, akan terus terbeban untuk membuat orang lain merdeka juga.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024