Ministerial Christmas

Ministerial Christmas

Bacaan: YOHANES1:1-18

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh. 1:14).

Dunia yang serba terbiasa dengan selfish (mementingkan diri sendiri) ini, merasa sangat sulit untuk menerima konsep bahwa hidup ini harus melayani. Hampir setiap iklan cenderung mengajar orang untuk menikmati segala sesuatu bagi diri sendiri. Sampai dengan Christmas sendiri, hal itu sangat terasa. Padahal Yesus sendiri sudah menegaskan bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mat.20:28). Benar-benar kontras dengan konsep berpikir sebagian orang Kristen, yang cenderung melihat Christmas sebagai saat untuk dilayani, bukan melayani. Buktinya apa? Ada beberapa kata kunci yang sudah melekat dalam pikiran orang, misalnya: hadiah (kado Natal), doorprize, kue spesial, pakaian baru, bahkan mobil baru, dan sebagainya.

Jika pikiran orang adalah melayani, maka ia akan sangat memahami apa arti dan tujuan Christmas itu sendiri. Seperti kata Douglas & Merrill Tenney dalam bukunya, NIV Compact Dictionary of the Bible: “He came in the incarnation to reveal God (John 1:14; 18), to redeem people from their sins (Mark. 10:45); and to relate symphatetically with their needs (Heb.2:17-18).” bahwa dengan kedatangan-Nya, Ia menyatakan Allah itu sendiri, untuk menebus manusia dari segala dosanya, serta juga memperhatikan segala keperluan mereka. Itu semua demi kepentingan manusia ciptaan-Nya yang sudah jatuh dalam dosa. Jadi hakikat Christmas yang sesungguhnya melayani itu, dimaknai dengan kerelaan untuk berkorban, bahkan menderita sekalipun. Tempat kelahiran-Nya yang sangat sederhana itu saja sudah tidak mudah untuk diterima akal sehat, karena Dia adalah Raja segala raja. Namun itu yang Allah lakukan, sampai Ia rela mengosongkan diri-Nya, sampai mati di kayu salib (Filipi 2:5-8). Ini disebut oleh John Mac Arthur sebagai teology of Christmas.Kalau bukan karena tujuan untuk melayani orang berdosa, Allah tidak akan melakukan semuanya.

Kembali ke Yohanes 1:14, dikatakan bahwa Dia “diam di antara kita” itu berarti Ia hadir untuk melayani, Ia mau kita menikmati kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Allah, yang penuh dengan kasih karunia dan kebenaran itu. Bagaimana mungkin Dia Allah yang Mahamulia, mau tinggal di antara orang berdosa yang hina dina? Kita ingat Yesus pernah dikecam oleh Simon Farisi, karena Yesus mau bersama- sama dengan orang-orang berdosa yang dianggap Simon tidak layak untuk dilayani (Luk.7:36-50). Tetapi Yesus lagi-lagi menunjukkan Ia datang untuk mencari orang yang terhilang seperti itu (Luk. 19:10). Maka sekarang kita pun ditanya, untuk apa kita merayakan Natal, jika di sana tidak untuk melayani? Ada banyak sedang menanti pelayanan (ministry) kita. Siapkah kita?

Inspirasi: Kekristenan sejati melihat moment Christmas sebagai kesempatan untuk melayani dan memberi, bukan untuk dilayani dan mengharapkan sesuatu.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts