Missional Christmas

Missional Christmas

Bacaan: MATIUS1:18-25

“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan meyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1 : 21)

Christmas – Natal, yang sudah menjadi event global tiap tahun itu, mengundang berbagai komentar atau definisi yang berbeda di setiap kalangan menurut pemahamannya sendiri. Ada yang menyebutnya sebagai Hari Raya Agama Kristen, ada yang melihatnya sebagai Hari Lahir Yesus, adalagi yang melihatnya sebagai Holiday, dan sebagainya. Tentu saja jawaban-jawaban itu ada benarnya. Namun Alkitab memberitahu bahwa Natal adalah satu fakta historis 2000 lebih tahun yang lalu, di mana Allah menjadi Manusia (God incarnates became Man), di dalam Kristus. “Inkarnasi datang di tengah-tengah sejarah dosa manusia, menunjukkan bahwa Allah belum meninggalkan kita, tetapi mengasihi kita dan menghargai kita bahkan dalam keadaan kita yang telah terjatuh ke dalam dosa.” (James Montgomery Boice). Fakta ini yang tidak dipahami oleh semua orang, suatu fakta yang dianggap tidak masuk akal oleh logika manusia yang terbatas. Namun penyangkalan atau penolakan apapun yang pernah ada, tidak berpengaruh terhadap kebenaran fakta itusendiri.

Untuk apa Allah datang ke dunia menjadi Manusia, sangat jelas dalam nats hari ini, bahwa kedatangan-Nya adalah untuk menyelamatkan manusia dari dosanya. Tanpa inisiatif Allah untuk datang ke dunia, manusia berdosa tak ada harapan memperoleh keampunan dan keselamatan kekal. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, yang telah kehilangan kemuliaan Allah itu, sudah berada di bawah hukuman keadilan Allah. Sebab upah dosa ialah maut (Roma 3:23; Roma 6:23). Tetapi karena kasih-Nya, Ia masih memberi kesempatan bagi mereka yang mau percaya (Yoh. 3:16). Inilah misi Allah yang Ia nyatakan melalui kehadiran Kristus di dunia ini. Dengan kata lain, tatkala moment Christmas tiba, Christ itu sendirilah yang seharusnya menjadi berita dan isu utama. Tetapi bagaimanakah faktanya perayaan Natal sekarang?

Pertanyaan yang menantang bagi kita, “Apakah Kristus Tuhan masih diberitakan bagi dunia (orang-orang yang belum percaya)?” Apakah perayaan Natal sekarang masih berpusat pada misi pemberitaan Injil-Nya? Di dalam moment Christmas, mungkin muncul dua macam pikiran di kalangan orang Kristen, ada yang carnal dan ada yang spiritual. Pikiran carnal, terarah pada soal makan minum atau pelesir, karena ada konsep, bukanlah Natal kalau tanpa pesta atau bersenang-senang. Yang spiritual, tidak anti soal makan minum, tetapi hati dan pikirannya lebih terpusat pada pesan misionalnya, yaitu bagaimana agar lewat event ini banyak orang bertobat, menerima Tuhan Yesus secara pribadi. Tapi ini dirasa aneh, karena pikirnya, masakan merayakan Natal malah memberitakan Injil? Bagaimana dengan kita, apa yang kita pikirkan?

Inspirasi: Merayakan Natal berarti memberitakan Natal. Christmas tanpa berita tentang Kristus, sama dengan Christmas without Christ. (BB)

(LPMI/ Boy Borang)

share

Recommended Posts