Misteri Salib

Misteri Salib

Bacaan Injil: Lukas 18:31-34

Tetapi, mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu. Arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Lukas 18:34 TB2

 

Dalam Lukas 18:31-34, Yesus secara terbuka menyampaikan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan menghadapi penderitaan, penghinaan, dan kematian di Yerusalem. Namun, para murid tidak memahami perkataan tersebut, karena makna dari nubuat itu tersembunyi bagi mereka. Ini adalah salah satu momen penting di mana Yesus menunjukkan kesadaran penuh tentang misi keselamatan-Nya—dan memilih untuk tetap setia, meskipun jalan itu penuh penderitaan.

Ketidaktahuan para murid bukan karena kurangnya kedekatan mereka dengan Yesus, tetapi karena keterbatasan manusia untuk memahami rencana Allah yang lebih besar. Kita pun sering kali berjalan dalam hidup seperti para murid: dekat dengan Tuhan, namun sulit memahami penderitaan dan pengorbanan sebagai bagian dari kasih dan penyelamatan-Nya.

Dalam film The Last Supper terdapat adegan yang menggambarkan perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Dalam film ini, kita melihat bagaimana Yesus mempersiapkan para murid menghadapi peristiwa besar yang akan terjadi. Ia membagikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya, sebagai penegasan bahwa pengorbanan-Nya adalah bentuk kasih yang terbesar.

Namun di tengah momen sakral itu, para murid tampak bingung dan gelisah. Mereka bertanya-tanya siapa yang akan mengkhianati Yesus, dan belum sepenuhnya memahami bahwa Sang Guru benar-benar akan menyerahkan diri-Nya. Ini mencerminkan narasi Lukas 18—Yesus tahu, Yesus siap, tetapi murid-murid belum mengerti. Yang mengagumkan, Yesus tidak menuntut pemahaman penuh dari para murid-Nya. Ia tetap berjalan menuju salib, bukan karena mereka siap, tetapi karena kasih-Nya sempurna. Inilah yang menjadi pesan penting bagi kita: Tuhan tidak menunggu kita mengerti segalanya untuk menyelamatkan kita. Ia tetap hadir, tetap mengasihi, tetap mengorbankan diri demi kita.

Dalam hidup ini, kita sering diperhadapkan pada jalan yang sulit dimengerti—penyakit, kehilangan, kekecewaan. Namun seperti Yesus yang tetap setia melangkah, kita pun dipanggil untuk percaya, meski belum mengerti sepenuhnya. Kasih Allah tidak selalu hadir dalam penjelasan logis, tapi dalam kesetiaan-Nya yang nyata di tengah penderitaan. Masa pra Paskah ini adalah kesempatan untuk memperdalam iman kita: bukan hanya dalam suka, tetapi juga dalam salib. Percayalah, Tuhan berjalan bersama kita.

Doa

Tuhan Yesus, Engkau tahu jalan yang berat di depan-Mu, namun Engkau tetap melangkah karena kasih-Mu kepada kami. Ajarlah kami untuk percaya, walau kami tidak selalu mengerti rencana-Mu.

Kami mohon rahmat kekuatan dalam menghadapi pergumulan hidup, terutama bagi saudara-saudari kami yang sedang sakit, baik secara jasmani maupun batin. Jamah mereka dengan kasih-Mu yang menyembuhkan, hiburkan hati mereka, dan teguhkan iman mereka.

Kami percaya bahwa dalam setiap penderitaan, Engkau hadir. Jadikan kami pribadi yang tetap setia seperti Engkau, dan mampu mengasihi bahkan dalam ketidakpastian.

Dalam nama-Mu, kami berdoa. Amin.

 

TIM WEB

share

Recommended Posts