Motivasi dan Menipu

Motivasi dan Menipu

Bacaan: Yoshua 9 : 15-27

 9:15 Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian b  dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; c  dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka. 9:16 Tetapi setelah lewat tiga hari, sesudah orang Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang itu, terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, d  bahkan diam di tengah-tengah mereka. 9:17 Sebab orang Israel berangkat pergi dan pada hari ketiga sampai ke kota-kota orang-orang itu; adapun kota-kota itu ialah Gibeon, Kefira, Beerot e  dan Kiryat-Yearim. f  9:18 Orang Israel tidak menewaskan, sebab para pemimpin umat telah bersumpah g  kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel. Lalu bersungut-sungutlah h  segenap umat kepada para pemimpin. 9:19 Berkatalah pemimpin-pemimpin itu kepada seluruh umat: “Kami telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel; oleh sebab itu kita tidak dapat mengusik mereka. 9:20 Beginilah akan kita perlakukan mereka: membiarkan mereka hidup, supaya kita jangan tertimpa murka karena sumpah i  yang telah kita ikrarkan itu kepada mereka.” 9:21 Lagi kata para pemimpin kepada mereka: “Biarlah mereka hidup. j ” Maka merekapun dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air k  untuk segenap umat, seperti yang ditetapkan oleh para pemimpin mengenai mereka. 9:22 Lalu Yosua memanggil mereka dan berkata kepada mereka, demikian: “Mengapa kamu menipu kami dengan berkata: Kami ini tinggal sangat jauh l  dari pada kamu, padahal kamu diam di tengah-tengah m  kami? 9:23 Oleh sebab itu, terkutuklah n  kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku.” 9:24 Jawab mereka kepada Yosua, katanya: “Sebab telah dikabarkan dengan sungguh-sungguh o  kepada hamba-hambamu ini, bahwa TUHAN, Allahmu, memerintahkan kepada Musa hamba-Nya, memberikan seluruh negeri itu kepadamu dan memunahkan seluruh penduduk negeri itu dari depan kamu, maka sangatlah kami takut kehilangan nyawa, menghadapi kamu; itulah sebabnya kami melakukan yang demikian. 9:25 Maka sekarang, kami ini dalam tanganmu; p  perlakukanlah kami seperti yang kaupandang baik dan benar q  untuk dilakukan kepada kami.” 9:26 Demikianlah dilakukannya kepada mereka. Dilepaskannyalah mereka dari tangan orang-orang Israel, sehingga mereka tidak dibunuh. 9:27 Dan pada waktu itu Yosua menjadikan mereka r  tukang belah kayu dan tukang timba air s  untuk umat itu dan untuk mezbah TUHAN, sampai sekarang, di tempat yang akan dipilih-Nya. t 

Ada keluarga anak Tuhan yang saleh baru dikaruniai anak, saat puteranya lahir mereka merawatnya sebaik mungkin. Karena kesibukan keduanya, maka mereka mempekerjakan seorang babby sitter. Tugas pengasuhan oleh babby sitter itu dilakukan bukan karena mengasihi sang bayi, tetapi sebagai pekerjaan untuk mengejar upah. Ketika sang majikan tidak ada, ada yang memergoki bahwa makanan bayi yang sangat dijaga dengan baik kualitas/gizinya ternyata sering dihabiskan sang pekerja agar terlihat berhasil kinerjanya. Akhirnya dengan berat hati keluarga itu segera memberhentikannya, lalu mencari babby sitter pengganti yang baru.

Orang Gibeon bertujuan mencari selamat dengan menipu Yosua dan bangsa Israel. Kemungkinan tindakan mereka itu didasari motivasi takut pada kuasa Allahnya Israel. Mereka percaya bahwa perintah Allah Israel untuk merebut tanah Kanaan akan terlaksana, terbukti dengan fenomena hancurnya Yeriko dan kota Ai (ay 3,4,24), sehingga bagi mereka hikmat yang paling pas adalah menggabungkan diri agar terbebas dari hukuman pembinasaan oleh TUHAN sesuai janji-Nya pada Musa dan Yosua. Mereka tidak punya pilihan lain demi kelangsungan hidup bangsanya. Dan terbukti ketika mereka mengelabuhi Israel, mereka tidak jadi dibasmi, namun akhirnya dikutuk Yosua dan selamanya menjadi budak (ay 23 dan 27)”.

Dalam dunia kerja, mengambil hati pimpinan itu wajar. Disitulah motivasi menentukan cara, tentunya yang tidak boleh melanggar aturan (aspek hukum) dan etika (aspek kepatutan). Sikap yang normatif untuk “mengambil hati” pimpinan adalah bekerja secara profesional dan sesuai tuntutan, bukan dengan menipu atau manipulasi apapun bentuknya. Jika motivasi dan caranya salah, maka akan menuai seperti orang Gibeon, baik cepat atau lambat. Nah di luar itu, sebagai upaya lebih adalah mengeksplor semua bakat, talenta, serta kecakapan lain untuk menunjang performa kinerja kita. Bahkan jika mampu bekerjalah melampui target atau tuntutan. Dengan motivasi yang benar, percayalah ada banyak kreativitas/ ide yang akan diberikan Roh Kudus melalui banyak orang, peristiwa, dan juga pengalaman kita. Marilah kita menjalani semua bagian hidup dan profesi kita tanpa tipuan sehingga tidak diperbudak olehnya pula.

Inspirasi: Memacu diri dan prestasi itu baik, namun harus dalam pimpinan dan tuntunan Roh Kudus.

(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts