Murid yang Terus Belajar

Firman Tuhan : Lukas 6:12-16
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul. Lukas 6:12-13
Dalam suatu pertemuan, saya mengajukan pertanyaan seperti ini: Mengapa Yesus memilih murid-murid untuk mendampinginya dalam pelayanan? Ada banyak jawaban ter- hadap pertanyaan tersebut. Diantaranya adalah “Yesus tahu bahwa yang akan melanjutkan pelayanann-Nya di dunia ini adalah murid-muridNya.” Yang lain menjawab, “Murid-murid perlu diperlengkapi dan belajar dari Yesus sebelum mereka melakukan sendiri.” Ada yang menjawab, “hidup bersama Yesus adalah pelajaran yang sangat berharga.”
Dalam firman Tuhan hari ini, Lukas menceritakan bahwa sebelum Tuhan Yesus me- manggil dan memilih murid-murid-Nya, Ia berdoa semalaman. Dan ketika hari siang Ia mem- ilih dua belas murid yang akan menyertai-Nya dalam melayani.
Menarik untuk kita pelajari kata murid. Secara sederhana murid berarti seorang pelajar. Ciri seorang pelajar adalah mendengar, bertanya, mengamati dan melakukan apa yang dil- akukan gurunya. Yesus adalah Guru Agung. Ketika Ia bersama dengan murid-murid-Nya, Ia menjadi model bagi mereka, Ia menghabiskan banyak waktu dengan mereka. Tujuannya ada- lah untuk membangi hidup dengan mereka. Ia mengajar dan murid-murid mendengar pengajaran-Nya (Luk. 6:20-49). Ketika murid-murid bertanya, Ia menjawab pertanyaan mere- ka dan ketika mereka dalam kesulitan, Ia memberikan mareka jalan keluar dari kesulitan mereka (Mat. 17:19-21). Ia hidup bersama mereka dan murid-murid-Nya mengamati setiap aspek kehidupan Yesus. Dengan kata lain Tuhan Yesus tidak hanya memberikan teori tetapi juga praktek. Keseimbangan antara pengajaran dan praktek yang Yesus tunjukkan menolong mereka dalam proses belajar. Proses pembelajaran dengan mengamati dan melakukannya inilah yang mebuat murid-murid-Nya belajar dengan cepat, tepat dan bertumbuh. Proses pembelajaran melalui pengamatan jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan pengajaran lisan. Proses ini juga yang dilakukan Rasul Paulus ketika ia menulis surat kepada Jemaat di Tesalonika. Dalam I Tesalonika 2:8 Paulus menulis, “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.”
Poin penting lainnya dalam pemuridan adalah memuridkan bukan saja membagi hidup dengan murid-murid tetapi juga menemukan orang-orang kunci yang setia atau dapat di-
percaya dan terus menerus bermultiplikasi secara Rohani. Dan itulah yang dilakukan Yesus. Teladan Yesus inilah yang dilakukan murid-murid-Nya. Paulus sendiri menjabarkan proses pemuridan ini, ketika ia menulis surat kepada anak rohaninya (murid) Timotius. Dalam 2 Timotius 2:2, Paulus menulis, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai , yang juga cakap mengajar orang lain.”
Bagaimana dengan kita? Apakah kita terus menempatkan diri sebagai murid Tuhan? Apakah proses belajar terus menjadi bagian hidup kita? Proses belajar adalah proses seumur hidup. Mari jadikan Tuhan Yesus sebagai Guru Agung kita dalam proses belajar agar hidup kita dari hari ke hari semakin menjadi berkat bagi banyak orang.
Inspirasi: Sebagai proses seumur hidup, maka belajar tidak pernah berhenti selama hidup. Tanpa belajar itu sama dengan hidup tanpa pertumbuhan.
LPMI/Jerry Tamburian
Recommended Posts

JANGAN MENIPU DIRIMU SENDIRI
Oktober 26, 2025

Otoritas Melayani
Oktober 25, 2025

MENGAPA BELUM MENIKAH?
Oktober 23, 2025

