Nilai Suatu Keputusan

Nilai Suatu Keputusan

Bacaan : Lukas 15:11-32

“Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya; Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan bapa…” (Lukas 15:18)

 

Hymne “I have decided to follow Jesus” – “Mengikut Yesus
keputusanku” – telah menjadi salah satu lagu yang musiknya terlihat
sederhana, namun liriknya begitu hidup. Lagu hymne yang digubah sekitar
150 an tahun lalu mungkin di India ini, telah menjadi berkat bagi banyak jiwa
memutuskan mengikut Yesus. Kita tidak tahu berapa orang yang mungkin
mati syahid karena mengikut Yesus hingga hari ini.

Mengambil keputusan untuk kembali kepada bapanya, akhirnya
dilakukannya. Anak bungsu yang sudah berfoya-foya mengikuti segala
keinginannya, baru sadar setelah ia mengalami langsung bahwa kehidupan
dunia yang tampaknya menyenangkan, ternyata merusak dan memisahkan dia
dari bapanya. Tidak ada keputusan terpenting selain keputusan untuk
kembali ke rumah bapanya. Ada rasa malu? Merasa tak layak? Merasa kotor?
Hina? Merasa diri begitu jahat karena telah menyakiti bapanya? Pasti semua
itu ada bercampur aduk dalam batinnya. Tidak mungkin kesadaran itu tidak
ada. Sebab seperti kesaksian Agustinus, di dalam hati manusia ada suatu
kegelisahan tanpa persekutuan di dalam Dia.

Bagaimana dengan hati sang bapa? Dalam bayangan sang anak, sudah
pasti bapanya akan marah besar dan langsung mengusirnya ke luar dari
rumah. Namun bukan itu yang terjadi, malah bapanya setiap waktu melihat
dari kejauhan, terus menantikan dia. Dan benar saat keduanya bertemu, ia
langsung disapa dan dirangkul bapanya, langsung diberikan pakaian baru yang
lengkap dengan segala aksesorisnya. Dalam pikiran sang bapa hanya satu,
“Yang penting anakku sudah kembali.”

Perumpamaan yang Yesus gambarkan ini sungguh menunjukkan bahwa,
kasih dan pengampunan dari Allah Bapa tak pernah berhenti. (cf. Ratapan
3:22-23). Ia sangat menghargai dan menyambut orang yang mengambil
keputusan mengikut Dia dan membaharui persekutuan dengan-Nya.
Keputusan ini takkan pernah membawa penyesalan. Seperti apa hubungan
kita dengan Tuhan saat ini?

Inspirasi: Tidak ada keputusan yang benar tanpa rintangan dan
hambatan. Keputusan itu harus diiringi dengan kesediaan untuk membayar
harga, berapapun itu.

 

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts