NYATAKANLAH KEBAIKAN

NYATAKANLAH KEBAIKAN

Filipi 4: 4-7

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (Fil. 4: 5)

 

Dalam sebuah tayangan di stasiun TV, seorang bapak sederhana bersama keluarganya sedang makan di sebuah kedai. Hatinya tergerak oleh belas kasihan, melihat 3 pengemis (anak-anak) yang kelaparan, lalu diajak makan bersama di meja mereka. Saat sang bapak hendak membayar di kasir, tiba-tiba ada pria kaya menyapa dengan ramah, mencegahnya membayar, sebab sudah dilunasi. Pria kaya itu sangat tersentuh dengan ketulusan bapak yang sederhana tapi berhati baik dengan murah hati berbagi pada pengemis.

Kebaikan hati dalam ayat ini adalah moralitas yang umum dan wajar secara manusiawi, bukan hal yang harus didefinisikan dengan rumit dan panjang lebar. Seorang anak kecil saja sudah bisa memahami apa itu baik hati, artinya orang tulus yang mudah berempati, tidak munafik/ licik, senang berbagi, ramah, tidak sombong, dll. Kebaikan dalam ayat ini (epieikes) berarti kecenderungan untuk baik terhadap orang lain. Kebaikan hati adalah bagian dari sukacita beriman dan buah Roh. Kebaikan juga berhubungan dengan sikap hidup kita yang tidak menunjukkan kekuatiran, jika ada kegelisahan segera berdoa berseru pada Allah, agar tetap sukacita. Ayat ini juga mengajarkan bahwa kebaikan harus direncanakan dengan komitmen yang kuat dan disertai latihan terus-menerus sehingga menjadi aplikasi iman yang “alamiah” dan tidak dibuat-buat. Kebaikan juga bukan untuk dipamerkan (agar dipuji). Kebaikan harus dilakukan dengan perspektif, tujuan, dan motivasinya yang benar, yaitu karena semua untuk kemuliaan Tuhan “Tuhan sudah dekat.”

Kebaikan harus dilakukan secara proaktif tepat sasaran sebagai wujud nyata dari kebaikan Tuhan bagi seluruh umat pilihan-Nya. Teruslah berbuat baik dalam kebenaran, karena Allah kita sangat baik.

Inspirasi: Kebaikan hati harus kita lakukan setiap hari bagi kemuliaan nama-Nya.

 

(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts